Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) memastikan proses bisnis subholding terpantau melalui Pertamina Integrated Command Center (PICC).

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan saat ini dunia bisnis dituntut untuk terus berinovasi, termasuk Pertamina. Salah satu inovasi yang harus dilakukan adalah digitalisasi serta riset dan pengembangan (R&D) yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan kelas dunia.

"Banyak sekali perusahaan dunia yang tadinya bergantung pada sumber daya alam tergeser ke teknologi. Sekarang perusahaan energi global di Top 10 tinggal Aramco, selebihnya sudah diduduki oleh perusahaan teknologi dan investasi. Ini artinya, meski Pertamina merupakan perusahaan energi, tapi bidang riset dan pengembangan untuk digitalisasi menjadi sangat penting agar bisnis terus berkembang," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal senada disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Menurutnya, kehadiran PICC menjadi salah satu inovasi untuk menjadi global energy champion.

"Dengan adanya fasilitas ini, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh demi memberikan efisiensi sekaligus mengurangi kemungkinan adanya penyalahgunaan wewenang, sehingga akuntabilitas Pertamina Group tetap terjaga," kata Nicke.

Inovasi teknologi berbasis digital  Pertamina itu menyajikan data secara terkini yang akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

PICC merupakan pusat big data Pertamina yang memiliki 4 fungsi yakni pertama sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas memonitor operasional, baik yang bersifat core, critical maupun supporting process. Kedua, PICC akan menjadi single source of truth yang diperlukan baik di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi.

Lalu ketiga, PICC berfungsi melakukan analisa data menjadi informasi, mendeteksi data, anomali, menguji kehandalan data serta menyusun ringkasan eksekutif dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Yang keempat, PICC merupakan sistem yang memiliki otoritas untuk menindaklanjuti keadaan anomali yang ditemukan sekaligus memberikan rekomendasi bagi manajemen tertinggi di Pertamina Group.

Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama juga menyatakan bahwa dengan adanya Command Center akan memperbaiki tahapan pekerjaan seluruh lini bisnis Pertamina.

"Fasilitas ini seperti ruang perang, seluruh jenderal bisa menganalisis data di sini untuk mengambil langkah kebijakan ke depan," ujar Basuki Tjahaja Purnama.

Karena itu ia meminta seluruh manajemen holding dan subholding mulai belajar membuat keputusan dari data yang ada di layar besar Command Center.

"Ini terobosan yang sangat bagus dan harus terus dikembangkan untuk tujuan efisiensi. Kita bisa memanfaatkan semua data untuk membuat kebijakan yang tepat. Dewan komisaris akan sering datang untuk bertukar pikiran dan melihat perkembangannya," kata Basuki.

Pewarta : Aji Cakti
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024