Manado, (Antara News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulut telah menyebarkan obat jenis tamiflu, guna mengantisipasi dampak penyebaran virus flu burung (H5N1) pada manusia, seiring dengan temuan penyebaran virus itu ke ternak unggas di Kota Kotamobagu belum lama ini.

"Setiap Puskesmas di daerah sudah diberikan obat tamiflu, sehingga ketika ada gejala-gejala penyakit seperti itu bisa diantisipasi terlebih dahulu," kata Kepala Bidang Penanggulangan Kesehatan Masyarakat, Dinkes Sulut, Dr Jemmy Lampus, di Manado, Jumat.

Menurutnya, pihak pemerintah daerah terus melakukan surveilens di masyarakat, guna mengantisipasi dampak buruk dari penyebaran virus berbahaya bagi manusia itu, walaupun belum ada laporan temuan manusia terjangkiti virus H5N1.

Obat tamiflu sangat mudah didapatkan namun harus dengan sesuai petunjuk tenaga medis yang dipersiapkan oleh pemerintah, sekaligus juga warga diingatkan untuk tidak selalu berhubungan dengan ternak unggas yang mati mendadak akibat virus itu.

Masyarakat diminta untuk melakukan respon cepat ketika ada temuan suspect (dugaan) pada warga. Karena harus dirawat intensif serta sampelnya akan diperiksa di salah satu laboratorium di Jakarta.

Walaupun begitu, salah satu Rumah Sakit di Manado, RSU Prof Kandou Malalayang, telah memiliki ruangan khusus karantina jika ada warga terindikasi terjangkiti virus mematikan itu.

"Indikasi manusia terkena virus mematikan itu, seperti demam tinggi, batuk dan sebagainya. Jika ada segera laporkan kepada pemerintah daerah guna mendapat perawatan intensif," katanya.

Gejala sakit seperti menderita ISPA, timbulnya demam tinggi (> 38 derajat Celcius), sakit tenggorokan yang tiba-tiba, batuk, mengeluarkan ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas mendadak.

Kemudian timbulnya radang paru-paru (pneumonia) yang bila tidak mendapatkan penanganan tepat dapat menyebabkan kematian.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024