Manado (ANTARA) - Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih mengatakan, berdasarkan data penerbitan 'Phitosanitary Certificate', volume ekspor komoditi pertanian Sulawesi Utara (Sulut) periode Januari-Juli 2021 naik 15,9 persen.

"Periode yang sama di tahun sebelumnya volume ekspornya mencapai 246,9 ribu ton, sementara capaian saat ini sebanyak 283,4 ribu ton," sebut
Donni di Manado, Kamis.

Nilai ekonomi yang dihasilkan dari aktivitas ekspor ini sebesar Rp3,22 triliun atau naik sebanyak 123 persen dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp1,44 triliun.

Kecenderungan kenaikan juga terjadi untuk ragam komoditas di mana tahun ini sebanyak 77 jenis, sementara tahun sebelumnya 32 jenis atau naik
sebesar 140,6 persen.

Lebih dari 70 jenis komoditas pertanian ini diekspor ke 41 negara (turun sebesar 14,6 persen) bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 48
negara.

Sebanyak 57 eksportir yang ikut mendistribusikan komoditas pertanian ekspor ini ke berbagai negara atau lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu hanya 41 eksportir.

"Sulut ketambahan sebanyak 16 eksportir baru pada tahun ini," ujarnya.

Sinergit yang terbangun, kemudahan fasilitasi serta dukungan besar dari Gubernur beserta jajaran dinas diharapkan dapat terus meningkakan ekonomi Sulut dari sektor pertanian.

Pada Sabtu pekan lalu, komoditas pertanian Sulut ikut menggairahkan program 'Ekspor Merdeka' yang dilepas Presiden Joko Widodo ke sejumlah negara.

Sedikitnya ada enam ragam komoditas pertanian yang diekspor ke- 14 negara yaitu pala biji, bunga pala, pala bubuk, bungkil kelapa, kelapa parut dan santan kelapa dengan total volume mencapai 13.028 ton senilai Rp63,6 miliar.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024