Manado, (Antara News) - DPRD Sulawesi Utara (Sulut) mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat untuk mengakomodir program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dalam hal kucuran anggaran Rp300 juta untuk membangun lapangan berbasis kecamatan.
"Ini program nasional dan Sulut harus belum meresponnya. Sehingga segera dilakukan atau ajukan permohonan sehingga bisa dilakukan di daerah," kata Ketua Komisi IV bidang Kesra DPRD Sulut, Prof Jopie Paruntu, usai berkunjung ke Kemenpora, di Manado, Kamis.
Dana Rp300 juta itu, harus dikelola untuk membuat lapangan olahraga di beberapa kecamatan yang dianggap potensial menciptakan pelatihan dan pembinaan berprestasi.
Mantan Rektor Unsrat Manado itu menyebutkan, bantuan itu hanya dikhususkan pada daerah yang benar-benar sudah memiliki tanah atau lahan untuk dijadikan lapangan olahraga.
"Kalau hanya lahan pinjaman atau bukan milik daerah, Kemenpora agaknya sulit untuk mengakomodirnya," jelas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Program Kemenpora itu dianggap sangat baik serta bisa menunjang program pembinaan olahraga di daerah yang berbasis dari kecamatan atau kelurahan dan desa.
"Selama ini perekrutan atlit berprestasi hanya ditentukan oleh sekelompok orang, padahal tidak melakukan pembinaan dan pelatihan dari tingkat desa dan kecamatan. Ini sangat penting bagi Sulut," jelasnya.
Salah satu mantan pemain Persmin Minahasa Vicky Tanor menilai program itu sangat baik, dan segera dimanfaatkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga di Sulut maupun kabupaten dan kota.
"Sejauh ini lapangan olahraga di desa, kelurahan dan kecamatan saat ini tidak representatif. SEhingga minim mendapatkan atlit berprestasi," jelas kiper Persmin yang sekarang bergelut sebagai birokrat di pemerintah daerah setempat.
"Ini program nasional dan Sulut harus belum meresponnya. Sehingga segera dilakukan atau ajukan permohonan sehingga bisa dilakukan di daerah," kata Ketua Komisi IV bidang Kesra DPRD Sulut, Prof Jopie Paruntu, usai berkunjung ke Kemenpora, di Manado, Kamis.
Dana Rp300 juta itu, harus dikelola untuk membuat lapangan olahraga di beberapa kecamatan yang dianggap potensial menciptakan pelatihan dan pembinaan berprestasi.
Mantan Rektor Unsrat Manado itu menyebutkan, bantuan itu hanya dikhususkan pada daerah yang benar-benar sudah memiliki tanah atau lahan untuk dijadikan lapangan olahraga.
"Kalau hanya lahan pinjaman atau bukan milik daerah, Kemenpora agaknya sulit untuk mengakomodirnya," jelas anggota Fraksi Partai Golkar itu.
Program Kemenpora itu dianggap sangat baik serta bisa menunjang program pembinaan olahraga di daerah yang berbasis dari kecamatan atau kelurahan dan desa.
"Selama ini perekrutan atlit berprestasi hanya ditentukan oleh sekelompok orang, padahal tidak melakukan pembinaan dan pelatihan dari tingkat desa dan kecamatan. Ini sangat penting bagi Sulut," jelasnya.
Salah satu mantan pemain Persmin Minahasa Vicky Tanor menilai program itu sangat baik, dan segera dimanfaatkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga di Sulut maupun kabupaten dan kota.
"Sejauh ini lapangan olahraga di desa, kelurahan dan kecamatan saat ini tidak representatif. SEhingga minim mendapatkan atlit berprestasi," jelas kiper Persmin yang sekarang bergelut sebagai birokrat di pemerintah daerah setempat.