Manado, 18/3 (Antaranews) - Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado akan diusung jadi Fakultas Ilmu Budaya, perubahan nama ini akan didahului seminar nasional berlangsung di Aula Unsrat Manado tanggal 23-24 Maret 2011.
"Seminar nasional tersebut akan menampilkan pembicara dari Universitas Indonesia, Diponegoro Semarang, Udayana Bali dan Gajah Mada Yogjakarta, kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-16 Fakultas Sastra Unsrat," kata Ketua Panitia Dies Natalis Sastra Unsrat, Drs Erenst Mantiri M.Hum di Manado, Jumat.
Erenst mengatakan, perubahan nama menjadi ilmu budaya, demi menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang keilmuan masa kini.
"Nama sastra terkesan dalam ruang lingkup terbatas pada kesusastraan dan kesenian saja, tetapi dengan berubah menjadi fakultas ilmu budaya maka orientasi menjadi lebih luas," kata Erenst.
Pendidikan, kata Erenst harus mampu mengantisipasi adanya pembangunan di berbagai bidang kehidupan bahkan mampu menemukan solusi terhadap dampak negatif sekalipun, karena itu nama sastra mendesak diubah menjadi fakultas ilmu budaya.
Dalam upaya merubah nama menjadi fakultas ilmu budaya, maka fakultas ini terus berupaya menjadi lembaga yang mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat dengan landasan berpikir adanya keanekaragaman berbagai suku bangsa dan budaya yang kesemuanya tidak terlepas dari ikatan-ikatan (primordial), kesukuan dan kedaerahan.
Dengan berubah menjadi ilmu budaya, kata Erenst maka fakultas akan mempercepat dalam melakukan perubahan berdasarkan pemikiran yang jelas dan kesadaran intelektual bahkan lebih jauh lagi adanya upaya mengaktualisasikan cara hidup yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Peserta yang ingin mengikuti seminar diharapkan mendaftar kepada panitia di Fakultas Sastra Unsrat Manado melalui panitia seksi seminar atau hubungi kontak person dengan biaya Rp100 ribu untuk umum dan Rp30 ribu untuk civitas fakultas sastra, sebagai pengganti makan hingga pengadaan sertifikat.
"Seminar nasional tersebut akan menampilkan pembicara dari Universitas Indonesia, Diponegoro Semarang, Udayana Bali dan Gajah Mada Yogjakarta, kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-16 Fakultas Sastra Unsrat," kata Ketua Panitia Dies Natalis Sastra Unsrat, Drs Erenst Mantiri M.Hum di Manado, Jumat.
Erenst mengatakan, perubahan nama menjadi ilmu budaya, demi menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang keilmuan masa kini.
"Nama sastra terkesan dalam ruang lingkup terbatas pada kesusastraan dan kesenian saja, tetapi dengan berubah menjadi fakultas ilmu budaya maka orientasi menjadi lebih luas," kata Erenst.
Pendidikan, kata Erenst harus mampu mengantisipasi adanya pembangunan di berbagai bidang kehidupan bahkan mampu menemukan solusi terhadap dampak negatif sekalipun, karena itu nama sastra mendesak diubah menjadi fakultas ilmu budaya.
Dalam upaya merubah nama menjadi fakultas ilmu budaya, maka fakultas ini terus berupaya menjadi lembaga yang mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat dengan landasan berpikir adanya keanekaragaman berbagai suku bangsa dan budaya yang kesemuanya tidak terlepas dari ikatan-ikatan (primordial), kesukuan dan kedaerahan.
Dengan berubah menjadi ilmu budaya, kata Erenst maka fakultas akan mempercepat dalam melakukan perubahan berdasarkan pemikiran yang jelas dan kesadaran intelektual bahkan lebih jauh lagi adanya upaya mengaktualisasikan cara hidup yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
Peserta yang ingin mengikuti seminar diharapkan mendaftar kepada panitia di Fakultas Sastra Unsrat Manado melalui panitia seksi seminar atau hubungi kontak person dengan biaya Rp100 ribu untuk umum dan Rp30 ribu untuk civitas fakultas sastra, sebagai pengganti makan hingga pengadaan sertifikat.