Manado, (Antara News) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) seharusnya memiliki peta rawan bencana, sehingga bisa meminimalisir dampak korban ketika bencana itu terjadi.

"Provinsi Sulut sebenarnya dikelilingi berbagai macam ancaman bencana, seharusnya sudah diantisipasi dengan melakukan pemetaan di wilayah mana saja ancaman itu," kata anggota DPRD Sulut Anton Mamonto, di Manado, Kamis.

Apalagi pelaksanaan kegiatan internasional Asean Regional Forum - Disaster Relief Exercise (ARF-Direx) di Manado dan Minahasa Utara, 14-20 Maret 2011, sebagai momentum pembelajaran akan langkah antisipasi bencana alam.

ARF Direx  merupakan kegiatan latihan bersama internasional penanggulangan bencana alam dari forum regional Asean, serta beberapa undangan negara-negara lainnya seperti dari Asia Pasifik, Amerika Serikat dan Eropa.

Kegiatan yang berlangsung sejak 14 hingga 20 Maret 2011 yang telah dibuka Wapres Boediono itu, melibatkan banyak peserta asing dan utusan dalam negeri.

Menurut anggota Komisi III DPRD Sulut itu, di daerah ini tersebar beberapa gunung berapi, termasuk yang sementara aktif saat ini Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, selain itu sering dilanda banjir bandang dan tanah longsor.

Bahkan ancaman gempa bumi dan gelombang tsunami bisa saja terjadi, karena memang dikelilingi tiga lempeng bumi seperti Indo Australia, Eurasia dan Pasifik.

DPRD Sulut juga mengusulkan kepada pemerintah daerah setempat agar latihan penanggulangan bencana masuk kurikulum sekolah, untuk memberikan pendidikan sejak dini kepada masyarakat.

"Provinsi Sulut merupakan daerah rawan bencana alam, sehingga tidak ada salahnya penanggulangan bencana diajarkan di sekolah-sekolah melalui kurikulum muatan lokal," katanya lagi.

Sebelumnya, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hoyke Makarawung mengakui bahwa peta rawan bencana sementara disusun dan dijadikan program prioritas di daerah.

 "Banyak daerah memang menjadi prioritas penanganan ancaman bencana, tidak hanya gempa bumi melainkan juga banjir, longsor dan gunung berapi," jelasnya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024