Manado, (Antara News) - Pemerintah Jepang akhirnya menarik kembali kapal penyelamat "JS Ohsumi" yang diharapkan berpartisipasi pada Asean Regional Forum - Disaster Relief Exercise (ARF-Direx) di Manado, Sulawesi Utara pada 13-20 Maret 2011.
Demikian dikatakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Agung Laksono, usai menerima informasi dari Pemerintah Jepang, kepada sejumlah wartawan di sela-sela Musda Kosgoro, di Manado, Minggu.
Menurut mantan Ketua DPR RI itu, penarikan kapal penyelamat Jepang untuk membantu penyelamatan sejumlah korban gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada Jumat (11/3) lalu.
"Kami memaklumi permintaan pemerintah Jepang, karena memang kondisi bencana alam di negara itu cukup berat," katanya, yang didampingi oleh Gubernur Sulut SH Sarundajang.
Sementara akibat bencana alam di Jepang itu, pelaksanaan ARF Direx tetap jalan dan tidak ada halangan, walaupun kegiatan internasional bencana alam turut menjadi "co host" adalah Jepang sendiri.
Pada kesempatan itu, pemerintah Indonesia siap membantu Jepang setelah negara itu dilanda gempa bumi 8,9 skala richter dan tsunami yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
"Kami belum tahu bentuk apa bantuan Indonesia ke Jepang, karena harus menunggu dulu hasil tingkat kebutuhan yang ada," katanya.
Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Jepang, sekaligus mencari tau jenis bantuan apa yang paling cocok disalurkan ke Jepang.
Selain bantuan pangan seperti beras dan sebagainya, mungkin juga bantuan tenaga medis seperti dokter dan perawat serta obat-obatan.
"Kalau pun memang bantuan nanti bukan bentuk barang dan relawan, Pemerintah Indonesia bisa salurkan uang langsung kepada Pemerintah Jepang," katanya.
Demikian dikatakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Agung Laksono, usai menerima informasi dari Pemerintah Jepang, kepada sejumlah wartawan di sela-sela Musda Kosgoro, di Manado, Minggu.
Menurut mantan Ketua DPR RI itu, penarikan kapal penyelamat Jepang untuk membantu penyelamatan sejumlah korban gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada Jumat (11/3) lalu.
"Kami memaklumi permintaan pemerintah Jepang, karena memang kondisi bencana alam di negara itu cukup berat," katanya, yang didampingi oleh Gubernur Sulut SH Sarundajang.
Sementara akibat bencana alam di Jepang itu, pelaksanaan ARF Direx tetap jalan dan tidak ada halangan, walaupun kegiatan internasional bencana alam turut menjadi "co host" adalah Jepang sendiri.
Pada kesempatan itu, pemerintah Indonesia siap membantu Jepang setelah negara itu dilanda gempa bumi 8,9 skala richter dan tsunami yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
"Kami belum tahu bentuk apa bantuan Indonesia ke Jepang, karena harus menunggu dulu hasil tingkat kebutuhan yang ada," katanya.
Pemerintah Indonesia akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Jepang, sekaligus mencari tau jenis bantuan apa yang paling cocok disalurkan ke Jepang.
Selain bantuan pangan seperti beras dan sebagainya, mungkin juga bantuan tenaga medis seperti dokter dan perawat serta obat-obatan.
"Kalau pun memang bantuan nanti bukan bentuk barang dan relawan, Pemerintah Indonesia bisa salurkan uang langsung kepada Pemerintah Jepang," katanya.