Manado (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado mengimbau masyarakat di Sulawesi Utara (Sulut) agar mewaspadai penyakit demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF).

"Hal ini kami lakukan karena adanya lonjakan lalu lintas komoditas daging babi yang meningkat signifikan sepanjang tahun 2021," kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan, di Manado, Rabu.

Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan, sampai Juni 2021 pengiriman daging babi asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencapai 653 ton, atau meningkat lima kali lipat dibanding lalu lintas pada periode sama di tahun sebelumnya yang hanya 108 ton saja.

Di lain pihak, saat ini penyakit demam babi afrika atau African Swine Fever (ASF) menjadi momok tersendiri bagi para peternak babi di Sulut. Pasalnya hingga saat ini, Sulut masih menjadi salah satu wilayah yang masih bebas ASF.

"Inilah yang harus kita waspadai dan tetap dijaga,” ujar Donni.

Menurut Donni, saat ini tujuan didominasi ke DKI Jakarta dan situasi ini sangat menguntungkan para pelaku agribisnis di wilayah kerjanya.

Untuk itu, pihaknya melakukan kerjasama dengan seluruh entitas terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah yang sangat bahaya karena memiliki tingkat kematian (mortalitas) yang tinggi, yaitu 100 persen.

Apalagi Sulut juga memiliki posisi yang strategis sekaligus terjepit oleh wilayah yang terdampak termasuk negara tetangga Filipina, jelasnya.

Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulut Gilbert Wantalangi, mengatakan upaya pencegahan masuknya demam babi Afrika tersebut tidak dapat dilakukan secara mandiri, namun diperlukan sinergitas para pelaku usaha, peternak maupun pemerintah dalam upaya pencegahan masuknya ASF terutama di pintu-pintu pemasukan seperti pelabuhan dan bandara.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Barantan), Wisnu Wasisa menyebutkan langkah teknis yang telah diambil oleh Barantan.

Menurutnya, sejalan dengan tugas perkarantinaan dalam mengawasi keamanan dan mengendalikan mutu pangan dan pakan asal produk pertanian pihaknya telah menerapkan sistem pencegahan masuknya ASF dari wilayah wabah, melalui instruksi Kepala Barantan tentang Mitigasi Risiko Virus African Swine Fever (ASF), Classical Swine Fever (CSF) dan Swine Flu (Influenza A).

Dengan instruksi ini serta sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal seluruh komoditas pertanian yang dilalulintaskan, maka setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan wajib melakukan pengawasan Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia.

Menurut Wisnu, upaya pencegahan yang dilakukan bersama yang didukung oleh seluruh instansi tersebut patut diperkuat, demi menjaga mobilitas bisnis komoditas daging babi khususnya wilayah Sulut yang kini menjadi harapan baru.

“Ini benar-benar harus menjadi kesadaran bersama, mengingat risikonya tidak hanya melalui lalulintas babi hidup, tapi juga dari sisa makanan olahan yang berasal dari daerah tertular, ini harus menjadi kesadaran bersama-sama,” pungkas Wisnu.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024