Manado (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ikut menjadi pengekspor komoditas tanaman hias berupa bunga Alocasia ke sembilan negara, setelah melakukan pengiriman 100 batang ke Jerman pada Juni 2021.

"Jerman menjadi negara ke sembilan tujuan ekspor Alocasia dari Indonesia, setelah sebelumnya tanaman hias ini sudah diekspor ke Singapura, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia, Hong Kong, Guam, Korea Selatan dan Rusia," kata  Kepala Karantina Pertanian Manado,  Donni Muksydayan Saragih, di Manado, Kamis.

Selain Sulut, daerah lainnya yang jadi pengekspor bunga alocasia yakni Wilayah Jawa,  Kepulauan Riau, Entikong dan Denpasar.
 
Data nasional IQFAST Badan Karantina Pertanian, pada tahun 2020, ekspor Alocasia  alokasi mencapai 16,9 ribu batang dengan perkiraan nilai ekonomi sebesar Rp1,6 miliar.

Alocasia merupakan salah satu jenis tanaman hias yang berbunga rhizomatous dan berdaun lebar dari keluarga Araceae.

Menurutnya, yang terpenting dari ekspor tanaman hias adalah tetap menjaga plasma nutfah kekayaan hayati Indonesia dan juga tanaman dalam keadaan sehat, memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari negara tujuan. 

“Yang terpenting selain kuantitas atau jumlah adalah kualitas, apa yang kita kirim harus terjamin kesehatannya tidak ada hama penyakitnya, sehingga kontinuitas atau keberlanjutan pengiriman bisa dijaga, itu yang penting,” tutur Donni.

Karantina Pertanian Manado, katanya terus  melakukan pendampingan bersama instansi terkait, terutama pemenuhan persyaratan kesehatan negara tujuan ekspor. Ini sesuai dengan program GRATIEKS yang dicanangkan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang di Jakarta memberi apresiasi terhadap upaya tersebut dan juga mendorong agar upaya pendampingan dilakukan oleh semua instansi terkait. Termasuk memberikan informasi peta komoditas pertanian ekspor baik pada calon eksportir maupun pelaku ekspor yang sudah ada agar bisa menjadi referensi bagi pengembangan dan peningkatan ekspor tiga kali lipat (GRATIEKS).

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024