Bitung, (Antara News) - Produksi mi instant "Indomie" di PT Indofood Bitung tetap berlangsung, menyusul adanya penarikan produk tersebut di Negara Taiwan dan Hongkong.

Public Relations PT Indofood Bitung Benny Mamonto, di Bitung Rabu mengatakan, produksi mi instan di perusahaannya, tetap berjalan seperti biasanya dan tidak terpengaruh adanya penarikan produk Indomie di Taiwan dan Hongkong karena disinyalir mengandung bahan kimia methyl p-hydroxybenzoate dan benzoic acide.

"Itu kan di negara sana, jadi untuk produksi Indomie di Bitung, tidak terpengaruh pada hasil produksinya," ungkapnya.

Untuk produksi yang dilakukan PT Indofood, tambahnya, mencapai lima juta bungkus per Minggu, bahkan hasilnya didistribusikan pada empat wilayah yaitu Sulut, Sulteng, Maluku Utara maupun Gorontalo.

"Dengan demikian, hasil produksi Indomie di perusahaan kami, dapat menggambarkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi bahan makanan ini, tidak berpengaruh akan maraknya pemberitaan tersebut, bahkan masih banyak yang membutuhkan bahan makanan ini," ungkapnya.

Dengan demikian lanjut Mamonto, untuk Indomie yang diproduksi PT Indofood, aman untuk dikonsumsi, karena hasil pengujian BP POM lima tahun terakhir, tidak ditemukan adanya kandungan Nipagin bahan kimia yang melebihi batas maksimum yang diizinkan.

"Berdasarkan surat edaran BP POM RI tertanggal 11 Oktober Nomor 04.01.1.23.10.10.9695, menyatakan Indomie tetap layak dan aman untuk dikonsumsi, jadi tidak perlu dirisaukan," ungkapnya.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024