Manado (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten meningkatkan penanganan stunting di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa bakal mendata wilayah-wilayah mana masyarakatnya yang bermasalah dengan kurangnya gizi, kata
Bupati Minahasa Royke Roring di Manado, Selasa.
Sia mengatakan hal ini sebagai bentuk perhatian pemerintah demi peningkatan kualitas kesehatan di Kabupaten Minahasa.
Dia mengatakan, kurang gizi kronis tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup lama, dan sejak dini harus ditangani.
Kepala dinas Kesehatan Minahasa, dr Maya Rambitan mengatakan dengan diadakan kegiatan pencegahan stunting di daerah agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Saat ini, pihaknya sementara mempersiapkan lokasi khusus penanganan stunting di kabupaten Minahasa tahun 2022 mendatang.
“Masih tingginya angka stunting di Minahasa, karena pada tahun 2020 di daerah kita hasil pengukuran stunting sebanyak 117 balita atau 3,11persen dari 5.691 balita dan tahun 2021 data sampai bulan februari yang diukur sebanyak 132 balita atau 7,21 persen dari 1.831,” katanya.
Ia mengatakan, kurang gizi ini termasuk Stunting ada beberapa macam, misalnya faktor lingkungan yang menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan genetik dan hormonal. Tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
“Sementara ini paling banyak kasus kekurangan gizi berada di dua wilayah, yakni kecamatan Kakas dan Pineleng," katanya.
Meski program itu akan dikebut tahun 2022 mendatang, katanya, tapi Dinas Kesehatan Minahasa selama ini telah melakukan upaya pencegahan untuk menurunkan Stunting diseluruh wilayah Minahasa,” katanya.
Ditambahkan Rambitan, dua kecamatan yang kekurangan gizi ini sifatnya masih data sementara dan bisa saja bertambah.
“Data terus kami kumpulkan wilayah-wilayah mana yang masih banyak warga mengalami kurangnya asupan gizi. Setelah itu, barulah kita akan menentukan target penanganan Stunting,” ujarnya.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa bakal mendata wilayah-wilayah mana masyarakatnya yang bermasalah dengan kurangnya gizi, kata
Bupati Minahasa Royke Roring di Manado, Selasa.
Sia mengatakan hal ini sebagai bentuk perhatian pemerintah demi peningkatan kualitas kesehatan di Kabupaten Minahasa.
Dia mengatakan, kurang gizi kronis tersebut disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang cukup lama, dan sejak dini harus ditangani.
Kepala dinas Kesehatan Minahasa, dr Maya Rambitan mengatakan dengan diadakan kegiatan pencegahan stunting di daerah agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Saat ini, pihaknya sementara mempersiapkan lokasi khusus penanganan stunting di kabupaten Minahasa tahun 2022 mendatang.
“Masih tingginya angka stunting di Minahasa, karena pada tahun 2020 di daerah kita hasil pengukuran stunting sebanyak 117 balita atau 3,11persen dari 5.691 balita dan tahun 2021 data sampai bulan februari yang diukur sebanyak 132 balita atau 7,21 persen dari 1.831,” katanya.
Ia mengatakan, kurang gizi ini termasuk Stunting ada beberapa macam, misalnya faktor lingkungan yang menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan genetik dan hormonal. Tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
“Sementara ini paling banyak kasus kekurangan gizi berada di dua wilayah, yakni kecamatan Kakas dan Pineleng," katanya.
Meski program itu akan dikebut tahun 2022 mendatang, katanya, tapi Dinas Kesehatan Minahasa selama ini telah melakukan upaya pencegahan untuk menurunkan Stunting diseluruh wilayah Minahasa,” katanya.
Ditambahkan Rambitan, dua kecamatan yang kekurangan gizi ini sifatnya masih data sementara dan bisa saja bertambah.
“Data terus kami kumpulkan wilayah-wilayah mana yang masih banyak warga mengalami kurangnya asupan gizi. Setelah itu, barulah kita akan menentukan target penanganan Stunting,” ujarnya.
Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.