Manado, (Antara News) - Sekitar 20 orang mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Parlemen Jalanan (APJ) Sulut melakukan unjuk rasa di Manado, Sabtu sore, menolak rencana pemerintah menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Unjuk rasa di depan pusat perbelanjaan Megamall Jl. Piere Tendean Manado dilakukan oleh LMND Sulut, PMII Manado, PMKRI Sulut, GMPI Sulut, KPA Tunas Hujau, PRD Sulut dan Gerap Minut.
Unjuk rasa dikoordinatori Muhadjir Ladjanudin, mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat), dengan orator Aryanti Rahman (mahasiswi
Fisip Unsrat), Santo Amisa (Ketua GMPI Sulut), Ais (mahasiswa STAIN Manado/PMII) dan Ongel Ohil (mahasiswa asal Papua).
Mereka menolak kenaikan TDL dan minta agar pemerintah memberikan listrik murah untuk rakyat, menolak pemotongan subsidi BBM untuk kendaraan roda dua dan pemotongan subsidi lainnya untuk rakyat.
Mereka minta agar subsidi untuk kendaraan roda empat baik plat merah
dan plat hitam dihapuskan, menolak privatisasi BUMN dan nasionalisasi aset-aset milik asing, mengusut kasus-kasus korupsi di tubuh PLN dan Pertamina.
Mereka juga menyatakan menolak praktek neoliberisme dalam pengelolaan aset nasional dan sumber daya alam termasuk utang-utang luar negeri agar
dihapuskan.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menolak
kenaikan TDL dan kebijakan-kebijakan lain yang menyengsarakan rakyat
kecil," kata Aryanti.
Aryanti mengajak kaum buruh, kaum miskin kota, petani dan nelayan untuk melakukan aksi menolak semua kebijakan yang menyengsarakan rakyat
kecil seperti kenaikan TDL dan BBM serta pencabutan subsidi lainnya
untuk rakyat.
"Kami juga menolak dana aspirasi yang diajukan oleh DPR RI," katanya.
Selain itu para pendemo juga menyampaikan bahwa pemerintah telah gagal total melindungi kepentingan rakyat dan melindungi sumberdaya alam Indonesia dari pihak Asing.
Rencananya mereka akan mengadakan aksi lagi pada hari Rabu tanggal 23 Juni 2010 depan. ***1***
Unjuk rasa di depan pusat perbelanjaan Megamall Jl. Piere Tendean Manado dilakukan oleh LMND Sulut, PMII Manado, PMKRI Sulut, GMPI Sulut, KPA Tunas Hujau, PRD Sulut dan Gerap Minut.
Unjuk rasa dikoordinatori Muhadjir Ladjanudin, mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat), dengan orator Aryanti Rahman (mahasiswi
Fisip Unsrat), Santo Amisa (Ketua GMPI Sulut), Ais (mahasiswa STAIN Manado/PMII) dan Ongel Ohil (mahasiswa asal Papua).
Mereka menolak kenaikan TDL dan minta agar pemerintah memberikan listrik murah untuk rakyat, menolak pemotongan subsidi BBM untuk kendaraan roda dua dan pemotongan subsidi lainnya untuk rakyat.
Mereka minta agar subsidi untuk kendaraan roda empat baik plat merah
dan plat hitam dihapuskan, menolak privatisasi BUMN dan nasionalisasi aset-aset milik asing, mengusut kasus-kasus korupsi di tubuh PLN dan Pertamina.
Mereka juga menyatakan menolak praktek neoliberisme dalam pengelolaan aset nasional dan sumber daya alam termasuk utang-utang luar negeri agar
dihapuskan.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menolak
kenaikan TDL dan kebijakan-kebijakan lain yang menyengsarakan rakyat
kecil," kata Aryanti.
Aryanti mengajak kaum buruh, kaum miskin kota, petani dan nelayan untuk melakukan aksi menolak semua kebijakan yang menyengsarakan rakyat
kecil seperti kenaikan TDL dan BBM serta pencabutan subsidi lainnya
untuk rakyat.
"Kami juga menolak dana aspirasi yang diajukan oleh DPR RI," katanya.
Selain itu para pendemo juga menyampaikan bahwa pemerintah telah gagal total melindungi kepentingan rakyat dan melindungi sumberdaya alam Indonesia dari pihak Asing.
Rencananya mereka akan mengadakan aksi lagi pada hari Rabu tanggal 23 Juni 2010 depan. ***1***