"Biar saya mati digantung, tidak mau tunduk kepada penjajah". Semboyan pahlawan Santiago ini harus dimaknai suatu jiwa patriotisme yang harus dimiliki sampai saat ini.

Oleh karenanya jangan biarkan sejengkal tanahpun diambil penjajah, hal ini sangat relevan dengan Pulau Miangas sebagai pulau terluar RI yang hanya berjarak tiga jam ke Philipina via kapal laut dibanding 18 jam ke ibu kota Provinsi Sulut.

Pulau Miangas sebagai salah satu pulau terluar Indonesia memiliki peran yang sangat penting bagi NKRI baik segi perkembangan ekonomi maupun pertahanan keamanan.

Namun, karena letaknya yang sangat jauh dari pusat pemerintahan menyebabkan proses pembangunan berjalan lambat yang berimbas langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dan ancaman pencaplokan pulau Miangas oleh pihak asing.

Oleh karenanya, Panglima TNI Djoko Santoso, yang didukung oleh Gubernur Sulut, SH. Sarundajang bersama Bupati Kepulauan Talaud, Elly Lasut, memberikan perhatian yang khusus kepada Pulau Miangas.

Mereka mengawalinya dengan langkah yang tegas di bidang pertahanan dengan menempatkan Pos AD dan Pos AL serta membangun Monumen Patung Santiago sebagai suatu simbol pintu gerbang Negara RI dari wilayah utara.

Disamping itu, dampak moril dari pembangunan monumen ini adalah sebagai ketegasan pemerintah RI yang menyatakan bahwa Pulau Miangas adalah milik tunggal Negara RI yang sah, hal ini tercantum jelas pada Palagan yang ada pada monumen ini.

Dampak positif lain, Pahlawan Santiago merupakan raja yang tegas dalam mempertahankan wilayahnya pada masanya, hal ini membangkitkan semangat juang masyarakat Pulau Miangas untuk mempertahankan wilayahnya dibawah kedaulatan NKRI.

Pelaksanaan Pembangunan monumen Patung Santiago ini sangat menakjubkan karena dengan segala keterbatasan bahan material dan alat pendukung yang ada di Pulau Miangas namun berhasil diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari 1,5 Bulan.

Dibawah pembinaan Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo dan pimpinan Danrem 131/Santiago, Kol.Inf.Istu Hari S, serta kerja keras Prajurit Denzipur 4/YKN yang dipimpin langsung oleh Komandan Denzipur 4/YKN, monumen Patung Santiago dapat dibangun berupa Patung Pahlawan Santiago

Patung ini berbahan perunggu dengan ketinggian 14 meter dari permukaan tanah, dilengkapi dengan palagan yang berisikan bendera merah putih yang terbuat dari fiber glass dan protokol pernyataan status Pulau Miangas yang terbuat dari plat tembaga.

Disamping itu monumen ini juga dilengkapi dengan kantor pusat informasi Santiago yang menyimpan data-data tentang sejarah pahlawan Santiago, dokumen tentang status pulau Miangas dan dokumen bela Negara.

Hal penting yang sangat berguna bagi masyarakat kecamatan Miangas adalah Monumen ini memiliki taman yang berguna sebagai taman kota kecamatan khusus Miangas, yang dapat digunakan untuk tempat acara renungan suci pada hari-hari yang bersejarah.

* Komandan Detasemen Zeni Tempur 4/Yudha Karya Nyata


Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024