Manado (ANTARA) - Perum Bulog Divre SulutGo hingga Maret 2021  telah mampu menyerap beras petani lokal sebanyak 270 ton.

"Memang pencapaian serapan beras petani lokal di awal tahun ini masih sangat minim, tetapi tapi kami prioritaskan " kata Kepala Perum Bulog Divre Sulutgo Eko Hari Kuncahyo, di Manado, Rabu.

Eko mengatakan penyerapan beras DN yang dilakukan oleh Perum Bulog tersebar di  Sulut dan Gorontalo.

"Tidak semua kabupaten dan kota di Sulut maupun Gorontalo yang merupakan penghasil beras, sehingga penyerapannya juga tidak terlalu banyak," katanya.

Namun, katanya, pihaknya akan terus melakukan upaya agar target serapan beras lokal ini bisa tercapai di tahun 2021.

Perum Bulog Divre Sulutgo menargetkan serapan beras petani lokal pada tahun 2021 sebanyak 5.183 ton.

Eko Hari Kuncahyo mengatakan bahwa target serapan beras Bulog pada tahun ini lebih tinggi daripada tahun lalu sebanyak 3.000 ton.

Menurut dia, Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra produksi padi sehingga tidak akan banyak melampaui target.

Eko menjelaskan bahwa penyerapan beras lokal di Sulut sebagian besar di Kabupaten Bolaang Mongondow, sebagian Kabupaten Minahasa, Minahasa Tenggara, dan Gorontalo.

Ia menyebutkan harga pokok pemerintah (HPP) sebesar 10 persen untuk masing-masing kondisi gabah.

Dengan demikian, HPP GKP saat ini menjadi Rp4.070,00 per kilogram, HPP GKG menjadi Rp5.115/kg, dan beras Rp8.030/kg.

Eko mengatakan bahwa harga jual petani beras di Sulutgo lebih tinggi daripada HPP.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa memaksa petani menjual beras ke Bulog karena harga jual di pasaran masih lebih tinggi daripada HPP, yakni sebesar Rp7.300,00/kg.

Dengan demikian, kata dia, petani dan pengusaha di penggilingan masih enggan menjual beras ke Bulog.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024