Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara(Sulut) Arbonas Hutabarat memandang inflasi Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih akan dipengaruhi oleh dinamika ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Pengendalian inflasi masih akan dipengaruhi oleh dinamika aktivitas ekonomi masyarakat," kata Arbonas, di Manado, Jumat.
Berbagai upaya untuk menurunkan kurva kasus aktif COVID-19 di Sulawesi Utara menjadi prasyarat untuk mendorong kembali kenaikan aktivitas ekonomi.
Meski berisikomemberikan tekanan inflasi, katanya, peningkatan aktivitas diperlukan untuk menjaga permintaan dan mendorong pemulihan ekonomi daerah.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan stabilitas harga dan pasokan terutama menjelang perayaan paskah dan Idul Fitri.
Adapun untuk tetap mengendalikan tekanan inflasi pada targetnya, Bank Indonesia memandang pentingnya sinergi seluruh Dinas dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis.
Ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Koordinasi lintas TPID kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan termasuk implementasi kesepakatan Kerjasama Antar Daerah (KAD), penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
Selain itu, katanya, sejalan dengan peningkatan aktivitas sosial ekonomi dan masyarakat, pengendalian pandemi COVID-19 yang tetap menjaga realisasi konsumsi masih perlu menjadi perhatian.
Pemanfaatan platform penjualan online oleh petani dan/atau pedagang pasar, termasuk penggunaan QRIS dalam transaksi dapat menjadi solusi menjaga pergerakan perekonomian dan mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan di Sulut.
"Pengendalian inflasi masih akan dipengaruhi oleh dinamika aktivitas ekonomi masyarakat," kata Arbonas, di Manado, Jumat.
Berbagai upaya untuk menurunkan kurva kasus aktif COVID-19 di Sulawesi Utara menjadi prasyarat untuk mendorong kembali kenaikan aktivitas ekonomi.
Meski berisikomemberikan tekanan inflasi, katanya, peningkatan aktivitas diperlukan untuk menjaga permintaan dan mendorong pemulihan ekonomi daerah.
Oleh karena itu, katanya, diperlukan stabilitas harga dan pasokan terutama menjelang perayaan paskah dan Idul Fitri.
Adapun untuk tetap mengendalikan tekanan inflasi pada targetnya, Bank Indonesia memandang pentingnya sinergi seluruh Dinas dan Kementerian/Lembaga terkait untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas strategis.
Ketersediaan pasokan dan manajemen stok pangan akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan antar daerah dengan memanfaatkan sumber daya daerah yang berlebih.
Koordinasi lintas TPID kabupaten/kota terutama dengan TPID di wilayah produsen pangan termasuk implementasi kesepakatan Kerjasama Antar Daerah (KAD), penting diperkuat untuk mengantisipasi potensi permasalahan pasokan, distribusi maupun keterjangkauan harga secara dini.
Selain itu, katanya, sejalan dengan peningkatan aktivitas sosial ekonomi dan masyarakat, pengendalian pandemi COVID-19 yang tetap menjaga realisasi konsumsi masih perlu menjadi perhatian.
Pemanfaatan platform penjualan online oleh petani dan/atau pedagang pasar, termasuk penggunaan QRIS dalam transaksi dapat menjadi solusi menjaga pergerakan perekonomian dan mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan di Sulut.