Yogyakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Sekolah Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto mengatakan akan menunjuk 900 sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk menjadi SMK Pusat Keunggulan pada 2021.
"Tahun 2021 kami akan rancang 900 SMK (Pusat Keunggulan)," kata Wikan saat melakukan kunjungan kerja di SMK Negeri 1 Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan dari 900 SMK yang bakal ditunjuk menjadi SMK Pusat Keunggulan, 490 di antaranya adalah SMK yang telah menerima bantuan pendanaan program Center of Excellence (CoE) pada 2020.
Menurut mantan Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, sekolah yang ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan akan menerima bantuan pendanaan dari pemerintah maksimal selama tiga tahun.
Bantuan yang dikucurkan untuk SMK Pusat Keunggulan berkisar antara Rp2 miliar sampai Rp5 miliar. Besaran bantuan tidak sama disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing SMK.
"Untuk SMK yang sudah menerima bantuan pada 2020, tahun ini sifatnya penuntasan sehingga bantuannya tidak sebesar tahun lalu," kata dia.
Setelah dua tahun pertama berjalan, menurut dia, Kemendikbud akan melakukan evaluasi dan penilaian untuk memastikan teaching factory, kurikulum, serta link and match dengan dunia industri betul-betul berjalan di SMK penerima bantuan.
"Program SMK Pusat Keunggulan atau SMK CoE itu filosofinya bukan ngasih duit buat bikin gedung dan beli alat. Itu nomor dua," kata dia.
Tujuan utama dari program itu, lanjut Wikan, adalah mampu menciptakan kepala sekolah dan guru-guru SMK yang memiliki inovasi dan berani berubah dan memastikan link and match dengan dunia usaha dan industri.
"Bikin kreativitas, punya ide, bikin terobosan, baru dikasih duit untuk bikin gedung dan beli alat. Saya ingin kepala sekolah itu 'gila' kreatif," katanya.
Wikan mencontohkan, salah satu SMK yang memperoleh bantuan Program CoE pada 2020 adalah SMK Negeri 1 Kalasan, Sleman.
Melalui program CoE prioritas di sektor hospitallity bidang tata boga, SMK ini mendapatkan bantuan senilai Rp2,4 miliar yang dimanfaatkan antara lain untuk pembangunan coffee shop, renovasi ruang tata hidang, dan renovasi ruang pantry.
Wikan berharap masing-masing SMK ke depan mampu berkolaborasi dalam mengembangkan teaching factory dengan didukung studi kejuruan yang beragam.
Kepala SMKN 1 Kalasan Eri Yuliantoro mengatakan dengan menjadi SMK CoE, ia berharap lebih mampu menyiapkan para siswa dengan kemampuan yang link and match terhadap industri dan dunia kerja (Iduka).
"Komitmen kami membawa anak-anak siap kerja. Tuntutan sekarang tidak cuma membuat anak-anak bisa membuat sesuatu, tetapi bagaimana anak-anak diakui dan tersalurkan di dunia kerja," kata dia.
"Tahun 2021 kami akan rancang 900 SMK (Pusat Keunggulan)," kata Wikan saat melakukan kunjungan kerja di SMK Negeri 1 Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan dari 900 SMK yang bakal ditunjuk menjadi SMK Pusat Keunggulan, 490 di antaranya adalah SMK yang telah menerima bantuan pendanaan program Center of Excellence (CoE) pada 2020.
Menurut mantan Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, sekolah yang ditunjuk sebagai SMK Pusat Keunggulan akan menerima bantuan pendanaan dari pemerintah maksimal selama tiga tahun.
Bantuan yang dikucurkan untuk SMK Pusat Keunggulan berkisar antara Rp2 miliar sampai Rp5 miliar. Besaran bantuan tidak sama disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing SMK.
"Untuk SMK yang sudah menerima bantuan pada 2020, tahun ini sifatnya penuntasan sehingga bantuannya tidak sebesar tahun lalu," kata dia.
Setelah dua tahun pertama berjalan, menurut dia, Kemendikbud akan melakukan evaluasi dan penilaian untuk memastikan teaching factory, kurikulum, serta link and match dengan dunia industri betul-betul berjalan di SMK penerima bantuan.
"Program SMK Pusat Keunggulan atau SMK CoE itu filosofinya bukan ngasih duit buat bikin gedung dan beli alat. Itu nomor dua," kata dia.
Tujuan utama dari program itu, lanjut Wikan, adalah mampu menciptakan kepala sekolah dan guru-guru SMK yang memiliki inovasi dan berani berubah dan memastikan link and match dengan dunia usaha dan industri.
"Bikin kreativitas, punya ide, bikin terobosan, baru dikasih duit untuk bikin gedung dan beli alat. Saya ingin kepala sekolah itu 'gila' kreatif," katanya.
Wikan mencontohkan, salah satu SMK yang memperoleh bantuan Program CoE pada 2020 adalah SMK Negeri 1 Kalasan, Sleman.
Melalui program CoE prioritas di sektor hospitallity bidang tata boga, SMK ini mendapatkan bantuan senilai Rp2,4 miliar yang dimanfaatkan antara lain untuk pembangunan coffee shop, renovasi ruang tata hidang, dan renovasi ruang pantry.
Wikan berharap masing-masing SMK ke depan mampu berkolaborasi dalam mengembangkan teaching factory dengan didukung studi kejuruan yang beragam.
Kepala SMKN 1 Kalasan Eri Yuliantoro mengatakan dengan menjadi SMK CoE, ia berharap lebih mampu menyiapkan para siswa dengan kemampuan yang link and match terhadap industri dan dunia kerja (Iduka).
"Komitmen kami membawa anak-anak siap kerja. Tuntutan sekarang tidak cuma membuat anak-anak bisa membuat sesuatu, tetapi bagaimana anak-anak diakui dan tersalurkan di dunia kerja," kata dia.