Manado (ANTARA) - General Manager Garuda Indonesia Manado Vonny F. Pinontoan mengatakan Maskapai Garuda Indonesia mendorong peningkatan kinerja ekspor perikanan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Hal ini kami lakukan karena melihat potensi ekspor sektor perikanan tersebut cukup tinggi," kata dia di Manado, Rabu (10/3).

Dia mengatakan Garuda Indonesia sudah 23 kali mengangkut kargo "direct call" dari Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Tokyo, Jepang.

Vonny mengatakan dari 23 kali ekspor tersebut, total tonase ekspor sudah mencapai 356,2 ton.

Sejauh ini, katanya, komoditas yang diekspor ke Jepang didominasi produk perikanan, seperti tuna. Selain itu ada hasil pertanian dan "general cargo".

Dari 23 kali pengiriman, hanya tiga kali volume kargo melebihi 20 ton sekali kirim. Rekor tertinggi tercatat pada 6 Januari 2021, volume pengiriman mencapai 27 ton.

Naik turunnya volume tak lepas dari ketergantungan terhadap produk tuna dari Sulut dan Ambon serta daerah sekitar.

"Kalau cuaca buruk, pasti tuna kurang, tentu volume juga ikut turun," kata Vonny.

Padahal, kata dia, potensi ekspor dari Sulut cukup besar, baik bidang perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Bermacam produk dari "Bumi Nyiur Melambai", seperti bunga krisan pun menjanjikan untuk diekspor.

“Hanya saja dari Jepang memang maunya yang grade A,” kata dia.

Vonny mengharapkan dukungan setiap pemangku kepentingan hingga pemerintah agar "direct call" ke Jepang bisa lebih optimal dan produk-produk pertanian dan perkebunan Sulut bisa ikut meramaikan "direct call", tak hanya tuna.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024