Parepare, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pemerintah pusat akan menjadikan Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pusat pembibitan kacang koro (Canavalia Ensiformis).
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Parepare H Mohammad Zain Katoe ketika ditemui sejumlah wartawan, Rabu.
Dia mengatakan, Program nasional pemerintah pusat ini rencananya akan direalisasikan pada tahun 2010 mendatang, dan pihak Pemerintah Kota Parepare telah menyiapkan lahan seluas 500 hektar di empat kecamatan yang ada di Parepare.
Kacang yang harga jualnya sekitar Rp30 ribu per kilogram itu kini menjadi salah satu komoditi ekspor potensial di Indonesia. Karena itu pemerintah menggalakkan pengembangan komoditi ini dengan serius untuk menunjang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya di Indonesia kawasan timur.
Zain Katoe berharap kacang ini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi masyarakat. Apalagi ke depan kacang ini diproyeksikan sebagai substitusi (pengganti) kacang kedelai untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap kacang kedelai impor sebagai bahan utama pembuatan tempe.
"Potensi pasar kacang koro ini sangat besar. Dan bagusnya lagi, budidaya kacang ini relatif mudah. Jadi kita sangat gembira dengan kepercayaan pemerintah pusat untuk menjadikan kota kita sebagai pusat pembibitan kacang ini," katanya.
Dia menambahkan, Parepare sebagai kota kecil memang sudah tidak mungkin bersaing dengan daerah-daerah sekitar sebagai sentra beras seperti Sidrap dan Pinrang. Karena itu, sangat layak jika Parepare diproyeksikan sebagai pusat pembibitan saja mengingat luas lahan yang tidak memadai.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare, Ir H Rostina, MP, yang dihubungi terpisah mengemukakan kesiapannya untuk menyukseskan program pemerintah tersebut.
Rostina yakin dengan tenaga penyuluh profesional yang dimiliki saat ini, Parepare bisa merealisasikan harapan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
(T.PSO-098/F003)
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Parepare H Mohammad Zain Katoe ketika ditemui sejumlah wartawan, Rabu.
Dia mengatakan, Program nasional pemerintah pusat ini rencananya akan direalisasikan pada tahun 2010 mendatang, dan pihak Pemerintah Kota Parepare telah menyiapkan lahan seluas 500 hektar di empat kecamatan yang ada di Parepare.
Kacang yang harga jualnya sekitar Rp30 ribu per kilogram itu kini menjadi salah satu komoditi ekspor potensial di Indonesia. Karena itu pemerintah menggalakkan pengembangan komoditi ini dengan serius untuk menunjang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya di Indonesia kawasan timur.
Zain Katoe berharap kacang ini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi masyarakat. Apalagi ke depan kacang ini diproyeksikan sebagai substitusi (pengganti) kacang kedelai untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap kacang kedelai impor sebagai bahan utama pembuatan tempe.
"Potensi pasar kacang koro ini sangat besar. Dan bagusnya lagi, budidaya kacang ini relatif mudah. Jadi kita sangat gembira dengan kepercayaan pemerintah pusat untuk menjadikan kota kita sebagai pusat pembibitan kacang ini," katanya.
Dia menambahkan, Parepare sebagai kota kecil memang sudah tidak mungkin bersaing dengan daerah-daerah sekitar sebagai sentra beras seperti Sidrap dan Pinrang. Karena itu, sangat layak jika Parepare diproyeksikan sebagai pusat pembibitan saja mengingat luas lahan yang tidak memadai.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Parepare, Ir H Rostina, MP, yang dihubungi terpisah mengemukakan kesiapannya untuk menyukseskan program pemerintah tersebut.
Rostina yakin dengan tenaga penyuluh profesional yang dimiliki saat ini, Parepare bisa merealisasikan harapan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
(T.PSO-098/F003)