Manado (ANTARA) - Kementerian PPN/Bappenas dan Universitas Sam Ratulangi Manado membahas kerja sama kemitraan peningkatan produksi ternak sapi dan ketahanan pangan.

"Tengah dibahas rancangan nota kesepahaman kemitraan Triple Helix untuk Pengembangan agrikultur/ketahanan pangan untuk meningkatkan produksi daging sapi nasional," sebut Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto di Manado, Kamis.

Saat ini sebut dia, neraca daging sapi nasional masih defisit, itu terbukti dari ketersediaan daging sapi yang masih belum mencukupi permintaan. 

“Nota kesepahaman ini menjadi sangat penting di dalam peningkatan produksi daging sapi nasional, mengingat pada saat ini neraca daging sapi nasional masih defisit," ujarnya.

Ketersediaan daging sapi saat ini baru 423 ribu ton atau masih di bawah perkiraan permintaan sebesar 717 ribu ton. 

Ke depan, kebutuhan konsumsi daging sapi diperkirakan terus meningkat sehingga produksi daging sapi harus dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

"Salah satu langkah yang diambil bersama adalah melalui skenario pengembangan peternakan sapi terintegrasi hulu-hilir yang mencakup penguatan pembibitan, budidaya, pengolahan hasil ternak, dan distribusi sampai ke tingkat konsumen,” jelasnya. 

Upaya peningkatan produksi daging nasional menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Itu mencakup prioritas nasional pertama, penguatan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang kerkualitas yang dijabarkan ke dalam program prioritas. 

Prioritas nasional kedua yaitu peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan dan program prioritas.

Serta prioritas nasional keenam, peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil dan industrialisasi. 

“Pemerintah mendorong skema Triple Helix yaitu strategi kerja sama keterlibatan tiga pihak yaitu pemerintah, akademisi, dan industri," ujarnya. 

Skema Triple Helix diarahkan untuk pengembangan peternakan sapi terintegrasi hulu-hilir yang terdiri dari komponen pembibitan sapi, penyediaan pakan dan obat hewan, pengembangan budidaya sapi modern, peternakan sapi rakyat, penguatan rumah potong hewan, industri pengolahan daging sapi, serta riset dan pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan. 

Deputi Arifin menjelaskan, untuk memperkuat riset dan meningkatkan kualitas pendidikan, Kementerian PPN/Bapepnas memfasilitasi pembahasan pengembangan integrasi budidaya sapi dan kelapa antara Universitas Sam Ratulangi Manado tengah dan Central Queensland University (CQU). 

Program tersebut rencananya dilaksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan populasi sapi sebanyak 19 ribu ekor dan produksi kelapa sebesar 16 ribu ton. 

Rektor Ellen berharap kerja sama ini dapat memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Utara melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas konsumsi pangan. 

Perguruan tinggi, menurut dia, mempersiapkan SDM yang memiliki kompetensi di bidang peternakan, baik di bidang pengetahuan dan teknologinya. 

"Universitas Sam Ratulangi dan CQU dapat berperan dalam menciptakan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan melalui ketersediaan program studi terkait di Universitas Sam Ratulangi,” jelas Ellen.
 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024