Manado (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado melakukan sertifikasi sebanyak 6.300 ton bungkil kelapa milik PT. Cargill Indonesia sebelum diekspor ke India.

"Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST mencatat nilai ekonomi komoditas tersebut mencapai Rp17,7 miliar," sebut Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, drh Donni Muksydayan MSi di Manado, Selasa.

Komoditas tersebut dikapalkan melalui pelabuhan PT. Cargill Indonesia menuju ke India setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan dipastikan bebas dari hama hidup oleh pejabat Karantina Pertanian Manado.

Bungkil kelapa ini di negara tujuan akan digunakan sebagai bahan pakan campuran ternak, sumber protein selain bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit maupun bungkil kacang tanah.

Kandungan protein yang cukup baik dan memiliki tingkat kesukaan yang ditunjukan oleh ternak (palatabilitas) yang baik menjadikan bungkil kelapa banyak diminati para peternak sebagai pakan tambahan.

Kandungan protein bungkil kelapa berkisar antara 20-22 persen dan sangat cocok sebagai pakan sapi perah dan dapat digunakan sampai 30 persen dalam ransum.

Komoditas ini, kata dia, merupakan produk samping asal kelapa yang masuk dalam 10 komoditas unggulan Kementerian Pertanian yang didorong secara khusus pada Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks).

“Saat ini kami mendorong para eksportir agar tidak lagi mengekspor komoditas mentah ke luar negeri. Olah dahulu minimal menjadi barang setengah jadi agar komoditas pertanian tersebut memiliki nilai tambah,“ ujarnya.

Pihaknya, kata dia, melakukan penjaminan kesehatan dan keamanan terhadap limbah produk pertanian yang diminati pasar ekspor.

"Pejabat Karantina Pertanian Manado memastikan persyaratan karantina negara tujuan sudah dipenuhi, bungkil kelapa merupakan limbah yang jadi berkah bagi kita semua,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, potensi ekspor kelapa maupun produk turunan sampai ke limbahnya dari Sulawesi Utara sangat besar akan terus didorong bersama.

Jamil menjelaskan bungkil kelapa sudah mengalami proses pengolahan, sehingga memiliki daya simpan yang lebih lama sehingga berdampak pada naiknya nilai tambah komoditas tersebut menembus pasar ekspor.

"Pemerintah juga telah membuat strategi agar pertumbuhan ekspor terus meningkat, di antaranya mendorong pertumbuhan eksportir baru, diversifikasi produk ekspor melalui dua cara yakni mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi (produk turunan) dan mendorong produk baru," ujar Jamil.***1***

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024