Manado (ANTARA) - Badan Pusat Statistik tetap melakukan sensus penduduk terhadap pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit rujukan dan tempat isolasi di Provinsi Sulawesi Utara.

"Kami berharap bisa mendata seluruh Warga Negara Indonesia, sehingga pandemi virus corona  bukan halangan untuk melakukan SP 2020," kata Kepala BPS Sulut Dr Ateng Hartono, di Manado, Rabu.

Petugas sensus akan mencacah juga pasien COVID-19 yang tengah diisolasi di pusat pelayanan kesehatan atau menjalani karantina mandiri menjadi tantangan Petugas Sensus dan BPS.

Ateng Hartono mengakui kondisi tersebut menjadi tantangan tapi bukan berarti tak bisa mendata.

"Pasien COVID-19 yang dikarantika di RS, isolasi mandiri tetap kita catat. Petugas Sensus akan mencatatnya melalui keluargnya," kata Ateng.

Begitu juga, SP ini juga akan mencatat dan memverifikasi data penduduk yang meninggal selang SP Online dan SP 'manual'.

"Kan bisa saja ada yang meninggal, bisa juga karena COVID-19, itu juga kita catat," kata Ateng.

Terkait itu, Ateng mengatakan, SP di tengah pandemi mengubah strategi dan cara BPS melakukan pendataan.

Petugas SP wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti topi, masker, faceshield, sarung tangan dan membawa hand sanitizer.

Selain itu, mereka mengenakan atribut pengenal seperti topi, rompi, tanda pengenal, tas dan lain-lain. Atribut bertuliskan Petugas Sensus Penduduk 2020.

"Kami berharap masyarakat bersikap terbuka, proaktif demi terwujudnya Satu Data Indonesia," kata Ateng.

Setelah sukses Sensus Penduduk Online pada 15 Februari hingga 29 Mei 2020, BPS melakukan SP lanjutan melalui tatap muka dan wawancara di Bulan September 2020.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024