Manado (ANTARA) - Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara (Sulut) pada Juli 2020 dibanding bulan sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 3,01 persen, hal ini menggembirakan  di tengah pandemi COVID-19 yang masih terus terjadi  saat ini. 

"Pada Juli 2020, ekspor Sulut tercatat sebesar 70,37 juta dolar AS,   sementara  Juni 2020  senilai 68,32 juta dolar AS, sehingga secara bulanan (m-to-m) naik 3,01 persen, ini cukup baik,"kata  Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono, di Manado, Kamis. 

Ateng mengatakan, kenaikan juga bila dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019 (y-on-y), yakni  meningkat sebesar 2,04 persen. 

Komoditas  ekspor pada bulan ini masih  tetap didominasi oleh minyak dan lemak nabati.

Pada bulan Juli terjadi kenaikan  pangsa ekspor  golongan ini menjadi 56,67 persen, dibandingkan  bulan yang lalu yang mencapai 43,56 persen dari total ekspor. 

Keenam negara tujuan komoditas ini . yakni berturut-turut dari nilai yang tertinggi: Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Sri Lanka, Jepang, dan Tiongkok.

Nilai ekspor dari golongan barang ini mengalami kenaikan nilai FOB sebesar 34,01 persen dari bulan sebelumnya (m-to-m). Sedangkan untuk (y-on-y) juga mengalami 
kenaikan sebesar 16,36 persen.

Posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Juli 2020 adalah Amerika Serikat, yakni senilai 17,75 juta dolar AS atau 25,23 persen dari total nilai ekspor 
nonmigas. 

Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah Lemak dan minyak hewan/ nabati /Animal or vegt fats and oils.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas dikirim melalui beberapa pelabuhan di  Sulut, meskipun ada pula yang dikirim melalui pelabuhan di provinsi lain. 

Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan laut terbesar di Sulawesi Utara, dan pada bulan  Juli 2020 47,08 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan ini, dan nilai ekspornya
mengalami kenaikan sebesar 5,82 persen dibandingkan dengan Juni 2020 (m-to-m).

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024