Kami meminta agar pemerintah daerah untuk tidak lagi membuka jurusan-jurusan yang tidak relevan atau kompetitif. Untuk jurusan yang sudah terlanjur ada akan kita konversikan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta pemerintah daerah (pemda) untuk mengurangi jurusan yang ada di sekolah menengah kejuruan (SMK), terutama jurusan yang tidak relevan.

"Kami meminta agar pemerintah daerah untuk tidak lagi membuka jurusan-jurusan yang tidak relevan atau kompetitif. Untuk jurusan yang sudah terlanjur ada akan kita konversikan," katanya saat inspeksi mendadak (sidak) di SMKN 1 Jakarta, Jakarta, Senin.

Menurut dia, jurusan yang ada di SMK yang sudah jenuh akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan yang mengetahui kondisi itu adalah pemerintah daerah. Namun untuk rancangan umum itu adalah urusannya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Jurusan yang ada, kata Mendikbud, hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan saat ini agar lulusannya bisa terserap dunia industri.

Kemendikbud, kata dia, memberikan keleluasaan pada pihak industri untuk turut membantu sekolah, terutama sekolah mitra untuk merancang kurikulum di masing-masing tempat.

"Porsinya bisa mencapai 70 persen, yang mana hasil rancangan sekolah dan indutri. Hal itu dikarenakan SMK tidak lagi berbasis pada pihak pemilik, tetapi permintaan, karena itu kurikulum termasuk rancangan pengajaran ditentukan dunia industri dan mitra," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mendikbud mengunjungi SMKN 1 Jakarta dan melihat langsung proses pembelajaran di sekolah itu. Ia mengunjungi ruang praktik jurusan teknik kendaraan ringan (TKR) yang ada di sekolah itu.

Mendikbud juga menambahkan pihaknya akan memberikan bantuan peralatan ke sekolah itu. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan bantuan ruangan kelas untuk SMKN 1 Jakarta. 

Baca juga: Revitalisasi percepat lulusan SMK diserap lapangan pekerjaan

Baca juga: Mendikbud : SMK harus berbasis wirausaha

Baca juga: Mendikbud: 2.000 lebih SMK telah direvitalisasi

Pewarta: Indriani
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019