Jayapura (ANTARA) - Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring meminta tim SAR yang terlibat dalam upaya pencarian Helikopter MI 17 milik TNI Angkatan Darat tetap bersemangat pada hari kesepuluh pencarian.

"Meskipun sampai kini upaya tim belum membuahkan hasil, tidak boleh menyerah, laksanakan pencarian dengan ikhlas serta semangat dan jangan lupa selalu memohon kepada Tuhan agar diberi kemudahan juga petunjuk selama melaksanakan pencarian kepada pilot dan kru yang terlibat," katanya di Jayapura, Minggu.

Ia mengatakan bahwa medan yang sulit dan cuaca yang sering berubah selama ini menjadi kendala utama dalam upaya untuk menemukan helikopter milik Pusat Penerbangan Angkatan Darat yang hilang kontak pada 28 Juni 2019 setelah lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Memang jika dilihat data-data di daerah seputaran Pegunungan Bintang Papua ini sering dan banyak jatuh pesawat, di mana ini sudah ke delapan kali pesawat jatuh, dan diyakini hutan di wilayah tersebut sangat lebat," katanya.

Komando Daerah Militer (Kodam) XVII Cenderawasih dan TNI Angkatan Udara, menurut dia, sudah mengerahkan lima alat utama sistem persenjataan dan pesawat CN 235 MPA yang dilengkapi kamera dengan jangkauan 360 derajat untuk mendukung pencarian helikopter MI 17.

"Pesawat ini juga dilengkapi infra-red yang bisa menjajaki titik panas di darat untuk melakukan pencarian melalui udara dan 200 personel tim SAR gabungan untuk melakukan penyisiran jalan darat di titik tempat heli tersebut melintas," katanya.

Helikopter MI 17 milik TNI Angkatan Darat hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang menuju Bandara Sentani di Kabupaten Jayapura. Di dalam pesawat itu ada 12 orang yang terdiri atas tujuh kru pesawat dan lima personel Satuan Tugas Yonif 725/Wrg.

Baca juga:
Pangdam Cenderawasih pimpin pencarian helikopter MI 17
Pesawat CN 235 MPA diperbantukan cari heli MI 17
Pencarian helikopter MI 17 dipusatkan di Airu dan Lereh

 

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019