Palembang (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) meminta aparat kelurahan dan desa di Sumatera Selatan dan provinsi lain di Tanah Air untuk berpartisipasi dalam melakukan pencegahan berkembangnya paham radikalisme dan terorisme.

"Aparat kelurahan dan desa diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat agar bersama-sama dalam mencegah radikalisme dan terorisme serta melaporkan segala bentuk paham tersebut," kata Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat BNPT Setyo Pranowo, di Palembang, Kamis.

Dalam acara rembuk aparatur kelurahan dan desa membahas tentang literasi informasi dengan thema "Saring Sebelum Sharing" yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKTP) Sumsel, dia menegaskan, aparat kelurahan dan desa serta masyarakat perlu segera melapor kepada pihak berwenang jika mengetahui ada warga yang dicurigai berpikir dan bertindak radikal serta teror.

"Pencegahan aksi radikalisme dan terorisme harus dilakukan secara serius dengan menguatkan langkah dalam melakukan sinergi pencegahan terorisme dari pusat hingga daerah," ujarnya.

Baca juga: BNPT perkuat kerja sama dengan pemda

Selain itu mengajak masyarakat menyaring informasi yang diterima dari media sosial dan sumber lain serta mencegah terjadinya doktrin-doktrin serta pemahaman yang keliru yang terjadi di tengah masyarakat.

Salah satu penyebab munculnya terorisme adalah karena adanya pemahaman yang keliru terhadap suatu ideologi melalui doktrin-doktrin dan juga adanya delusi "superhero" yaitu dorongan dalam diri seseorang untuk menjadi pahlawan yang bisa mengubah tatanan sosial walau harus mengorbankan dirinya sendiri, kata perwira TNI AL itu.

Baca juga: 32 terduga teroris Kalteng ikuti program deradikalisasi BNPT

Sementara Ketua FKPT Sumsel Periansya pada kesempatan itu menambahkan pihaknya menggelar rembuk aparatur kelurahan dan desa untuk mencegah aksi terorisme dan penyebarluasan paham radikalisme.

Penangkalan radikalisme dan terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak dan lapisan masyarakat termasuk aparatur kelurahan dan desa.

Potensi radikalisme dan terorisme di masyarakat tengah menuju kuat, kondisi tersebut perlu diwaspadai bersama agar tidak menimbulkan masalah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Potensi radikalisme dan terorisme perlu disampaikan kepada aparatur kelurahan dan desa sebagai ujung tombak pendekatan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dan mengembangkan paham tersebut.

Bahaya radikalisme dan terorisme juga perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat hingga pelosok kelurahan dan perdesaan, kata Periansya.

Baca juga: BNPT: Densus tangkap 2.000 teroris sejak 2000-2019

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019