Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menilai industri manufaktur dapat memperkecil celah defisit perdagangan dengan Argentina.

"Hal yang ditawarkan antara lain adalah produk manufaktur, sehingga untuk mengejar defisitnya itu mudah-mudahan akan lebih cepat," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu.

Menurut dia, selain ekspor komoditas pertanian seperti buah-buahan tropis, Indonesia juga bisa menggunakan peluang di bidang industri strategis.

Saat kunjungan kenegaraan ke Indonesia, Presiden Argentina Mauricio Macri juga bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT Industri Kereta Api (INKA), dan Garuda Indonesia.

Indonesia telah menawarkan produk pesawat angkut CN-235 dari PTDI. Selain itu, Menlu menjelaskan jasa pemeliharaan angkutan penerbangan dari Garuda Maintenance Facility juga ditawarkan Indonesia kepada Argentina.

"Argentina mau membangun sistem 'railway', kita juga tawarkan," kata Menlu menjelaskan PT INKA menawarkan produk gerbong kereta api yang telah bersertifikasi internasional.

Indonesia juga akan negosiasi dengan kamar dagang Amerika Selatan atau Mercosur untuk meningkatkan nilai perdagangan.

Negara-negara Mercosur yakni Argentina,Brazil, Paraguay dan Uruguay, tambah Retno, mendukung usulan Indonesia untuk melakukan perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Untuk total perdagangan kedua negara pada 2018 mencapai 1,68 miliar dolar AS, dengan defisit di pihak Indonesia mencapai 1,2 miliar dolar AS.

Presiden Mauricio saat pernyataan pers bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor mengungkap potensi besar kedua negara dalam meningkatkan perdagangan yang harus dua arah.

Dia mendukung buah khas Indonesia ke negaranya maupun kerja sama pengembangan teknologi pertanian dan industri manufaktur. 

Baca juga: Indonesia buka jalan ekspor buah ke Argentina
Baca juga: Argentina jajaki perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia
Baca juga: Indonesia tawarkan produk industri strategis kepada Argentina

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019