Namun, banyak rekan suporter yang sudah terlanjur hadir di lokasi acara, mereka tetap nekat ingin mendoakan mantan pemain andalan Persis Solo itu,
Solo (ANTARA) - Seratusan orang elemen suporter Pasoepati melaksanakan doa bersama untuk mantan pemain striker Persis Solo Almarhum (Alm) Ferryanto Eko Saputro, yang meninggal karena terkena musibah hilang hanyut terseret ombak, di Monumen Kebangkitan nasional Solo, Senin malam.

Namun, para suporter sepak bola baik dari Pasoepati dan perwakilan dari BCS PSS Sleman yang juga hadir hanya melakukan doa bersama, dan tidak menghidupkan lilin sesuai rencana sebelumnya.

Menurut Sambo selaku koordinator acara "Satu Doa Untuk Legenda Nyalakan Lilin Untuk Ferryanto" sebenarnya secara resmi acara dibatalkan karena pertimbangan ada saran dan masukan dari teman-teman dan pihak keluarga istri Ferry.

"Namun, banyak rekan suporter yang sudah terlanjur hadir di lokasi acara, mereka tetap nekat ingin mendoakan mantan pemain andalan Persis Solo itu," kata Sambo.

Menurut dia, acara tetap dilaksanakan tetapi mereka tidak diizinkan untuk menghidupkan lilin. Hal ini, dilakukan atas permintaan keluarga istri Ferry.

Acara doa bersama untuk Ferryanto selain dihadiri suporter Pasoepati, sejumlah warga Solo, juga ada perwakilan dari BCS PSS Sleman yang hadir turun mendoakan Ferry. Ada sekitar 100 orang suporter yang hadir diacara itu.

Bahkan, ada perwakilan dari pihak keluarga istri Ferry yang juga hadir sebelum acara di lokasi doa bersama.

"Acara resmi saya batalkan. Acara Senin malam ini, cuma karena banyaknya teman-teman yang nekat datang. Doa tetap dilakukan juga sesuai masukan perwakilan dari keluarga yang tadi datang sebelum acara," jelas Sambo.

Menurut Ipung Suparno salah satu paman Ferryanto saat dikonfirmasi soal kegiatan tersebut tidak mendengar acara tersebut.

Namun, kata dia, seharusnya pihak keluarga diminta persetujuan terlebih dahulu.

"Kalau ayah Ferry, Bambang Supriatna tidak masalah, karena dia sudah membawa beritanya tadi di koran yang diadakan di Monumen Kebangkitan Nasional Penumping Solo. Pihak keluarga jika diundang resmi pasti ada perwakilan yang hadir," terangnya.

Sebelumnya, Ferryanto Eko Saputro (34) yang hilang hanyut terseret ombak di Pantai Baru, Poncosari, Bantul, Yogyakarta, sempat terlihat jasadnya muncul terapung oleh Tim SAR, pada Jumat (21/6).

Menurut Ipung Suparno salah satu paman Ferryanto pihak keluarga mendapat kabar terakhir hingga Senin petang belum ada kabar pasti. Tim SAR hingga kini masih melakukan pencarian di lokasi.
 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019