Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sulbar yakni melakukan promosi wisata, salah satunya dengan memperkenalkan kain tenun khas daerah itu
Mamuju (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke daerah itu naik 10 persen pada 2019  .

"Kami tergetkan terjadi kenaikan minimal 10 persen, yakni sekitar 800 wisatawan mancanegara berkunjung ke Sulbar pada tahun ini. Tahun lalu (2018), jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sulbar hanya sekitar 750 orang," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar Farid Wajdy, ditemui pada Fashion Festival Tenun Budaya Daerah 2019, di Mamuju, Senin (24/6).

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Sulbar pada 2018 itu, menurut Farud Wajdy, cukup memprihatinkan, sebab daerah itu akan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata yang memiliki keindahan alam dan beragam kebudayaan.

"Rendahnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun lalu itu tentu tidak menyenangkan bagi sebuah wilayah yang akan dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata. Jadi, kami akan terus mengoptimalkan promosi wisata agar jumlah kunjungan wisatawan, khususnya mancanegara ke Sulbar, terus mengalami peningkatan," kata Farid Wajdy.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sulbar, lanjut Farid Wajdy, yakni melakukan promosi wisata, salah satunya dengan memperkenalkan kain tenun khas daerah itu.

"Selain kami promosikan sebagai salah satu produk kebudayaan leluhur, promosi kain tenun itu juga kami lakukan melalui atraksi wisatawan yakni mengajak wisatawan untuk mencoba menenun," tutur Farid Wajdy.

Baca juga: Agen perjalanan Panorama buka kantor regional siasati penurunan wisman

Ia menyatakan, melalui Fashion Festival Tenun Budaya Daerah 2019 itu, produk kain hasil tenun Sulbar itu akan dipasarkan secara "millenial" atau penjualan melalui media daring.

"Jadi, pakaian yang digunakan pada Fashion Festival Tenun Budaya Daerah 2019 ini akan dipromosikan melalui media sosial sehingga diharapkan dapat menyebar dan dikenal luas hingga ke mancanegara. Melalui promosi secara 'milenial' itu juga diharapkan kain tenun khas Sulbar menjadi souvenir yang menjadi incaran bagi wisatawan," terang Farid Wajdy.

Melalui kunjungan wisata itu, tambahnya, juga dapat merangsang tumbuhnya pelaku usaha di sektor pariwisata yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di Provinsi Sulbar.

"Masyarakat adalah pelaku dari pariwisata, sementara yang membeli produk tersebut adalah wisatawan. Jadi, jika banyak wisatawan yang berkunjung, dengan sendirinya akan tumbuh pengusaha lokal karena para wisatawan tentu akan berburu souvenir, tempat tinggal dan makanan. Jadi, sasaran kami adalah peningkatan kunjungan," papar Farid Wajdy.

Namun yang masih menjadi kendala saat ini, menurut dia, yakni masih terbatasnya akses transportasi di daerah itu, termasuk sarana transportasi udara.

"Aksesibilitas transportasi udara ke Sulbar masih sangat terbatas dan hanya ada dua penerbangan, itupun sekali dalam sehari. Jadi, perlu didorong agar pembangunan infrastruktur di daerah ini lebih ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata," terang Farid Wajdy.

Baca juga: Disparbud DKI target 2,9 juta wisatawan mancanegara
Seorang penenun khas Sulbar tengah menenun kain untuk dijadikan berbagai pakaian dan souvenir khas Sulbar . (ANTARA/Amirullah)

Pewarta: Amirullah
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019