Jakarta (ANTARA) - Gempa bumi bermagnitudo 5,2 terjadi pada Jumat (21/6) pukul 17.27 WIB di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa tepatnya berlokasi di laut pada jarak 92 km arah tenggara  Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat pada kedalaman 62 km.

Informasi dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan gempa dengan episenter 8,51 LS dan 108,69 BT diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Baca juga: Pengungsi gempa Sarmi butuhkan tenda dan makanan siap saji

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis mendatar (strike-slip fault).

Guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan di daerah Cilacap, Kulonprogo, Bantul II-III MMI dan Kebumen II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Lebih lanjut Rahmat Triyono mengatakan, berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami
.
Untuk itu masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Baca juga: BNPB: 33 rumah rusak berat akibat gempa Sarmi
Baca juga: Gempa tektonik 6,3 SR guncang Kabupaten Sarmi

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019