Samarinda (ANTARA) - Permintaan uang oleh masyarakat dari sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2019 mencapai Rp2,7 triliun, atau terealisasi 89,05 persen dari total Rp3,03 triliun yang disiapkan.

"Permintaan uang pada lebaran Idul Fitri tahun 2019  itu mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Idul Fitri tahun 2018 yang terealisasi Rp2,85 triliun," ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Selasa.

Penurunan realisasi permintaan uang dari Idul Fitri 2019 terhadap Idul Fitri 2018 yang sebesar 5,54 persen atau turun Rp158 miliar tersebut, karena kemungkinan sudah banyak masyarakat yang bertransaksi secara nontunai sehingga tidak banyak yang memerlukan uang tunai dalam jumlah besar.

Tahun 2019, lanjutnya, Bank Indonesia (BI) KPw Kaltim memproyeksi permintaan uang oleh masyarakat Kaltim senilai Rp2,63 triliun, namun realisasinya ternyata mencapai Rp2,85 triliun atau sebesar 108,57 persen.

Hal itu disampaikan Nur dalam Halal Bihalal antara Bank Indonesia KPW Kaltim dengan sejumlah awak media. Dalam kesempatan itu, Nur juga didampingi sejumlah pejabat BI Kaltim.

Baca juga: BI Kaltim siapkan Rp5 triliun hadapi Lebaran

Ia juga mengatakan bahwa permintaan uang oleh masyarakat khusus saat Ramadhan dan Idul Fitri sejak tahun 2015 hingga 2019 relatif fluktuatif, misalnya tahun 2015 terealisasi Rp2,03 triliun atau 71,93 persen ketimbang proyeksinya yang sebesar Rp3,55 triliun.

Kemudian tahun 2016 terealisasi senilai Rp2,28 triliun atau 83,24 persen ketimbang proyeksinya yang sebesar 2,73 triliun, dan tahun 2017 terealisasi Rp2,63 triliun atau tercapai 86,78 persen ketimbang proyeksinya yang sebesar Rp3,17 triliun.

Nur juga mengatakan bahwa posisi kas saat Ramadhan 2019 di BI Kaltim tercatat Rp2,13 triliun, terdiri atas uang seratus ribuan senilai Rp746 miliar, uang lima puluh ribuan Rp1,29 triliun, uang dua puluh ribuan Rp21,78 miliar, dan sisanya merupakan uang pecahan kecil, termasuk uang logam terkecil pecahan Rp50.

"Selain kas yang senilai Rp2,13 triliun itu, ada pula inflow (uang yang masuk ke BI) senilai Rp495,36 miliar, kemudian outflow Rp2,7 triliun. Saat itu BI Kaltim juga memusnahkan uang senilai Rp100,6 miliar lebih," kata Nur. 

Baca juga: Permintaan uang baru di NTB selama Ramadhan meningkat
Baca juga: Permintaan uang kartal selama libur Lebaran di Sulut capai Rp2 triliun
Baca juga: BI Denpasar siapkan Rp5,45 triliun jelang Lebaran


Pewarta: M.Ghofar
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019