Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menilai film "Rumah Merah Putih" banyak memberikan pelajaran mengenai persahabatan dan merajut persatuan bangsa Indonesia.

"Dalam film 'Rumah Merah Putih' kita belajar mengenai persahabatan dari anak-anak sekaligus merajut persatuan bangsa Indonesia," kata Seto Mulyadi yang juga akrab disapa kak Seto usai press screening film di Jakarta, Senin.

Menurut dia, film itu memberikan pendidikan bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak yang mencakup etika, estetika, ilmu pengetahuan dan nasionalisme.

"Anak-anak dalam film itu mengobarkan semangat nasionalisme, lagi-lagi kita belajar dari anak-anak," katanya.

Ia mengaku terbawa suasana sehingga sempat mengucurkan air mata saat menyaksikan film "Rumah Merah Putih".

"Saya merasa sangat terhibur, perpaduan gembira dan terharu ditambah dengan dialog yang menggelitik sangat baik dalam film Rumah Merah Putih. Saya sampai menangis tadi," ujarnya.

Ia menganjurkan agar masyarakat menonton film itu karena banyak nuansa pendidikan sekaligus melihat lebih dekat kehidupan di daerah perbatasan Indonesia.

Di tempat sama, Sutradara dan Produser Film Rumah Merah Putih, Ari Sihasale mengatakan Ide penggarapan kisah Rumah Merah Putih telah muncul sejak lima tahun lalu, yakni cinta dan nasionalisme masyarakat perbatasan yang tidak pernah berubah.

"Cinta Indonesia menjadi pesan utama kepada seluruh masyarakat Indonesia. Terutama sekarang ini, setelah Pilpres dan lain-lain," katanya.

Ia berharap melalui film ini masyarakat dapat lebih mencintai Indonesia meski berbeda-beda asal daerahnya, namun tetap Indonesia.

"Ingin sampaikan rasa cinta tanah air jangan sampai hilang. Dalam keadaan apapun jangan putus persaudaraan dan hidup dalam bingkai Merah Putih," ucapnya.

Ari Sihasale mengatakan film Rumah Merah Putih akan menjadi awal "trilogi perbatasan" yang nantinya juga akan membahas kehidupan perbatasan di Papua dan Kalimantan.

Film Rumah Merah Putih siap tayang pada 20 Juni 2019, menampilkan anak-anak asli Nusa Tenggara Timur, dua di antaranya adalah Petrick Rumlaklak dan Amori De Purivicacao. Bintang lainnya adalah Pevita Pearce, Yama Carlos, Shafira Umm, Abdurrahman Arif, dan pendatang baru Dicky Tatipikalawan.

Film itu juga diperkaya oleh soundtrack yang dinyanyikan oleh Amora Lemos, anak dari Knsdayanti dan Raul Lemos. Melalui film "Rumah Merah Putih", Amora tercatat melakukan debut menyanyi usia 7 tahun, 2 tahun lebih muda dari saat Krisdayantn memulai karier menyanyi. 

Baca juga: "Rumah Merah Putih", film nasionalis jelang hari kemerdekaan


 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019