Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjanjikan perubahan besar di dunia pendidikan Indonesia melalui sistem aplikasi yang menjangkau seluruh perubahan yang ada dengan dukungan anggaran pendidikan 20 persen.

“Ya nanti di situ yang akan ada perubahan besar, harusnya dengan angka 20 persen itu kita bisa misalnya meraih kualitas SDM kita lebih baik,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam wawancara khusus dengan Tim LKBN Antara di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.

Jokowi mengakui selama ini penempatan anggaran pendidikan lebih banyak yang tidak memberikan keluaran atau output yang konkret.

Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah akan menyiapkan aplikasi sistem yang mendukung perubahan menjadi lebih baik.

“Sehingga yang namanya kualitas siswa, kualitas guru, kita ini negara sebesar ini dengan 17.000 pulau, 514 kabupaten/kota, 74.900 desa bayangkan kalau tidak ada aplikasi sistem yang bisa menjangkau semuanya ya perubahan itu,” katanya.

Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya peran kementerian yang menyangkut pendidikan termasuk Kemendikbud, Kemendikti, dan Kemenag.

“Insha Alloh saya yakin selesai, yakin selesai saya. Ada perubahannya sehingga outputnya konkret,” kata Jokowi.

Ia mencontohkan, kualitas guru yang betul-betul meningkat dengan tolak ukur dan standar kompetensi melalui sertifikasi.

“Kan sudah sertifikasi, ya apa hasil dari sertifikasi konkretnya karena saya senang yang konkret yang nyata, juga yang berkaitan misalnya dengan pendidikan vokasi, harus ada perubahan betul harus ada perubahan guru yang punya kemampuan melatih,” katanya.

Menurut Jokowi, jumlah guru yang menguasai vokasi harus berjumlah 80 persen sementara 20 persen sisanya baru guru normatif.

Sebab di situlah kata dia, skill untuk keterampilan diujikan.

“Misalnya guru SMK jurusan mesin ya betul-betul ngerti mesin, bagaimana merakit mesin, ngerti semua sehingga terobosan-terobosan seperti itu keluar sehingga guru SMK itu betul-betul memiliki skill mengajar muridnya sampai saat keluar (selesai) sekolah betul-betul diterima (pasar),” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019