"Rektor harus menjaga kampus, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berideologi Pancasila, UUD 1945 sebagai dasar negara dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kalau semua itu dijaga maka tidak ada lagi radikalisme di kampus," ujar Menristekdikti
Surabaya (ANTARA) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan rektor harus menjaga kampus agar tetap berideologi Pancasila.

"Rektor harus menjaga kampus, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berideologi Pancasila, UUD 1945 sebagai dasar negara dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kalau semua itu dijaga maka tidak ada lagi radikalisme di kampus," ujar Menristekdikti usai peringatan Hari Lahir Pancasila di Surabaya, Sabtu (1/6).
.
Bahkan ia sendiri tidak membedakan mana kampus negeri dan swasta dalam rangka menghilangkan diskriminasi. Harapannya dengan berkurangnya diskriminasi akan membuat bangsa Indonesia bersatu melawan radikalisme

Dalam kesempatan itu, ia juga berpesan mahasiswa maupun tenaga pendidik dan kependidikan untuk meninggalkan ajaran yang menginginkan khilafah karena bertentangan dengan Pancasila.

"Kalau ada radikalisme yang membawa ajaran khilafah harus ditinggalkan, karena bertentangan dengan Pancasila, tambah dia.

Pendidikan Pancasila yang menekankan pada pemahaman dan pengamalan juga diajarkan di kampus. Pendidikan Pancasila itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan organisasi mahasiswa.

"Semuanya harus berbasis kepada Pancasila sikap dan perilaku harus juga dijaga. Misalkan dia bicara Pancasila maka perilakunya juga harus sesuai Pancasila," imbuh dia.

Penanaman nilai-nilai Pancasila pada mahasiswa, juga tidak cukup doktrinasi seperti zaman dulu, melainkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
 

Pewarta: Indriani
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019