Ankara, Turki (ANTARA) - Sebanyak satu juta spesies hewan dan tanaman terancam punah sementara kegiatan manusia memberi sumbangan bagi ancaman terhadap alam, kata satu laporan PBB pada Senin (6/5).

Laporan tersebut menarik perhatian dari seluruh dunia sebab itu adalah laporan pertama PBB yang menyeluruh mengenai keragaman hayati.

"Rata-rata sebanyak 25 persen spesies di kelompok tanaman dan hewan yang diperiksa terancam, sehingga muncul perkiraan bahwa satu juta spesies sudah menghadapi kepunahan, banyak dalam beberapa dasawarsa, kecuali tindakan dilakukan guna mengurangi kuatnya pengendali hilangnya keragaman hayati," kata laporan itu, yang dikumpulkan oleh 145 ahli dari 50 negara.

Ulah manusia membuat lebih banyak spesies terancam punah di seluruh dunia, lebih banyak daripada yang pernah disusun dalam kajian sistematis dari 15.000 sumber pemerintah dan ilmiah, kata laporan tersebut, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.

Laporan itu menyoroti angka peningkatan perubahan global pada alam selama 50 tahun belakangan ini dan berpendapat bahwa perubahan pemanfaatan lahan memiliki dampak paling negatif pada alam sejak 1970, lalu diikuti oleh eksploitasi langsung organisme, perubahan iklim, polusi dan spesies penyerbu.

Konflik bersenjata juga memiliki dampak negatif pada ekosistem dan memiliki dampak tidak langsung seperti perpindahan manusia.

"Dalam 50 tahun belakangan ini, penduduk manusia telah berlipat ganda, ekonomi global telah tumbuh hampir empat-kali lipat dan perdagangan global tumbuh 10-kali lipat, dan secara bersama meningkatkan tuntutan bagi energi dan material," kata laporan itu.

Ditambahkan, alam dapat dilestarikan, dipulihkan dan dimanfaatkan secara berkesinambungan dengan tindakan bersama bagi perubahan sektor ekonomi, sosial, politik dan teknologi.

Baca juga: PBB serukan penanggulangan kemerosotan lingkungan hidup

Baca juga: KTT lingkungan hidup dibuka di Nairobi dengan suasana suram


Sumber: Anadolu Agency

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019