Semarang (ANTARA) - Tim Pengkajian Ratu Kalinyamat bersama Lestari Moerdijat terus melacak untuk menemukan buku berbahasa Portugis Peregrinação (Ziarah) yang ditulis Fernão Mendes Pinto pada 1569 dan diterbitkan oleh biarawan Belchior Faria tahun 1614.

Pencarian tersebut guna melengkapi referensi tentang kiprah Ratu Kalinyamat selama menjadi perempuan pemimpin visioner di Jepara dan perannya dalam mengusir Portugis dari wilayah Nusantara, kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Selasa.

Mbak Rerie, demikian Lestari Moerdijat disapa, intens mengumpulkan beragam referensi dan mengundang sejumlah akademisi untuk menyingkap peran Ratu Kalinyamat untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Dengan didukung Tim Pengkaji Ratu Kalinyamat, pihaknya juga berusaha menemukan sumber-sumber asli berupa buku-buku dari Diego de Couto yang berjudul Da Asia.

Buku Diego de Couto berhasil ditemukan dan telah dibuat edisi digital, sedangkan yang asli tersimpan pada Biblioteca Nacional de Portugal, katanya.

Dalam buku indeks yang dibuat secara khusus untuk membantu menelusuri kata Rainha de Jepara (Ratu dari Jepara), ditemukan dua jilid dengan menuliskan Rainha de Jepara yang terkadang ditulis menjadi Rainha de Japara atau Rainha de Japora.

Sumber asli lain, katanya, diperoleh dari buku Tome Pires yang berjudul "Suma Oriental", yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1944 dan diperoleh dalam bentuk digital.

"Buku asli Tome Pires juga tersimpan di Biblioteca Nacional de Portugal, namun belum bisa diakses edisi digitalnya secara publik," ujar Mbak Rerie, caleg Partai NasDem dari Dapil 2 Jateng (Jepara, Kudus, dan Demak) itu.

Ia memiliki terjemahan Suma Oriental dari Tome Pires dalam bahasa Indonesia, namun untuk menjaga keotentikan naskah Ratu Kalinyamat, pihaknya memutuskan untuk menggunakan sumber asli berbahasa Inggris.

Bersama dengan Tim Pengkaji dan Penulis Naskah Akademik Ratu Kalinyamat, ia menemukan bahwa naskah yang disertakan dalam pengajuan sebelumnya banyak menggunakan referensi yang juga mengutip dari buku-bukunya Diego de Couto dan Tome Pires.

"Oleh karena itu, dalam penulisan Naskah Akademik yang disusun ulang diputuskan menggunakan sumber-sumber asli yang berbahasa Inggris," katanya.

Walaupun demikian, menurut dia, buku-buku berbahasa Indonesia tetap disertakan sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia peduli dengan kehadiran Ratu Kalinyamat sebagai salah satu bagian penting dalam sejarah ke-Indonesia-an.

"Banyak hal yang dilakukan Ratu Kalinyamat itu sudah sangat advance (maju), bagaimana beliau membangun kekuatan industri itu menjadi industri yang terkoneksi dan beliau membuktikan bahwa dirinya pahlawan laut," ujar pengamat pertahanan militer Connie Rahakundini Bakrie dalam seminar di Semarang, 26 Maret 2019.

Pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, menurut Mbak Rerie, sebagai upaya meneruskan cita-cita almarhum Dr. Subroto, Wakil Bupati Jepara periode 2012-2017.

Namun, sebelum upaya tersebut berhasil, Subroto meninggal dunia pada 2018.

Ratu Kalinyamat meninggal dunia sekitar tahun 1579 dan dimakamkan di dekat makam Pangeran Kalinyamat di Desa Mantingan, Kabupaten Jepara.*


Baca juga: Naskah akademik pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan disiapkan

Baca juga: Pengamat: Ratu Kalinyamat layak mendapat gelar pahlawan nasional


 

Pewarta: Achmad Zaenal M
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019