Tradisi penulisan ilmiah ini harus terus didorong, agar dosen-dosen di Indonesia bisa bersaing ditingkat Asia Tenggara bahkan dunia
Jakarta (ANTARA) - Pakar komunikasi dari Universiti Kebangsaan Malaysia Prof Dr Normah Mustafa mengatakan tradisi penulisan ilmiah harus didorong agar mampu bersaing dengan penelitian akademisi lainnya ditingkat internasional.

"Tradisi penulisan ilmiah ini harus terus didorong, agar dosen-dosen di Indonesia bisa bersaing ditingkat Asia Tenggara bahkan dunia," ujar Normah dalam acara  Writing Manuscript for Reputable International Journals di Universitas Moetopo, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan saat ini, penulisan jurnal internasional dari Indonesia semakin baik. Pelatihan penulisan itu diikuti 18 dosen dan peneliti dari Universitas Mercubuana, Universitas Pancasila, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, The London School of Public Relation, Universitas Islam Bandung, Universitas Telkom, dan Politeknik Negeri Media Kreatif.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Moestopo, Rajab Ritonga mengatakan pelatihan itu bertujuan mendorong penerbitan jurnal ilmiah berstandar internasional dari Indonesia.

“Untuk itu, kami akan rutin mengadakan kegiatan seperti ini agar dosen dan peneliti Indonesia mampu mempublikasikan penelitiannya,” kata Rajab.

Rajab menjelaskan pada tahun 2020, akan ada sepuluh jurnal ilmiah dari Indonesia yang diprioritaskan untuk dipublikasikan di Malaysia Journal of Communication yang telah terindek Scopus Q3.

Selain Normah, Universitas Moestopo menghadirkan Edi Sutoyo MCompSc dari Universitas Telkom yang berpengalaman mengelola Open Journal System atau jurnal internasional.

Workshop penulisan jurnal ilmiah internasional Writing Manuscript for Reputable International Journals juga didukung oleh publiser management Jurnal Ilmiah Indonesia, Jurnal Komunikasi Malaysia Journal of Communication dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.

Baca juga: Muhammad Nasir targetkan 2019 Indonesia pimpin publikasi ilmiah

Baca juga: Menristekdikti targetkan publikasi ilmiah tertinggi di ASEAN


 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019