Jakarta (ANTARA News) - Usaha dengan mengembangkan potensi bisnis kentang mengantarkan Agus Wibowo melenggang ke Makau pada April mendatang. Agus akan menjadi wakil Indonesia untuk bersaing dengan dua ribu finalis dari 56 negara di ajang Global Student Entrepeneur Awards (GSEA) 2019.

"Saya merasa sangat berterima kasih dengan kesempatan ini. Sungguh tak menyangka kalau usaha kentang yang sudah kami tekuni sejak dua tahun ini terpilih untuk bersaing ke Macau," kata Agus dalam keterangan yang di Jakarta, Minggu.

Agus merupakan mahasiswa semester terakhir dari Fakultas Pertanian Universitas Negeri 11 Maret. Ia berasal dari keluarga petani di wilayah Magelang, Jawa Tengah. "Saya ingin mengembangkan potensi kentang sebagai salah satu produk unggulan dari Magelang," ujarnya. 

Usaha yang dikembangkan oleh Agus berupa usaha dari proses pembibitan, budidaya hingga olahan pascapanen kentang. Dalam menjalankan usahanya, Agus melibatkan 20 ibu rumah tangga dan 15 pemuda lokal. "Di sini kami mengembangkan bibit lokal hingga menghasilkan keripik rasa original," ujarnya.

Untuk kontes di level nasional, Agus harus bersaing dengan 400 peserta yang diseleksi oleh pihak penyelenggara dari Entrepeneur's Organization (EO) Indonesia. 

Sementara itu dari hasil seleksi nasional, juara kedua adalah mahasiswa dari Universitas Tanjungpura, Renopati (23 tahun). Reno terpilih berkat usahanya mengolah sampah jadi pupuk organik. Sedangkan peringkat ketiga adalah Nabila (23 tahun), mahasiswi Telkom, yang mengembangkan sekaligus melestarikan batik tulis Jawa Hokokai. 

Michael Sung, koordinator EO untuk GSEA indonesia, mengatakan peserta yang terlibat tahun ini memiliki perbedaan dibandingkan para finalis tahun sebelumnya. "Salah satunya adalah terpilihnya Agus, anak petani yang mengembangkan bisnis pertanian juga," ujarnya. 

Michael mengatakan pemenang ini merupakan hasil seleksi dari sembilan finalis pengusaha muda. GSEA ini merupakan kompetisi global bagi mahasiswa wirausahawan  yang menjalankan bisnis secara aktif. "Finalis terpilih dari Indonesia ini nantinya bersaing dengan 2000 lebih peserta dari 56 negara di Global Finals GSEA yang akan diselenggarakan pada bulan April 2019 di Makau," katanya.

Kompetisi ini diadakan untuk mahasiswa yang berwirausaha atau membangun bisnis sambil menjalankan pendidikannya. Perusahaan atau bisnis yang dimilikinya harus sudah beroperasi selama minimal 6 bulan saat mengikuti kompetisi ini. 
 
Untuk tim juri seleksi ini berasal dari sosok entrepeneur berkompetensi tinggi. Lima juri pada gelaran GSEA 2019 ini adalah Irene Umar, Yasa Singgih, William Henley, Fadhlanti Sharief, dan Diwangkoro Ratam.  
 
"Dari sembilan finalis tahun ini, mereka adalah pebisnis muda yang bukan saja peduli pada produk namun mempunyai keunikan dalam menjual produk mereka. Ada juga yang membangun komunitas dengan bisnis mereka untuk meningkatkan kesejahteraan daerah dan teman-teman mereka," kata Michael.

Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019