Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Duta Besar Inggris Moazzam Malik membahas kerja sama budaya, pendidikan, infrastruktur, transportasi sampai masalah pembiayaannya menjelang Shalat Jumat bersama di Balaikota Jakarta.

Dilaksanakan di Masjid Fatahillah di dalam Kompleks Balai Kota Jakarta, Gubernur Ibu Kota dan Duta Besar melaksanakan Shalat Jumat saling berdampingan. Selepas shalat keduanya mengadakan temu wartawan di halaman depan balaikota.

"Ada beberapa aspek yang dibahas, pertama aspek pembangunan infrastruktur, kedua aspek kerja sama pendidikan dan kebudayaan," kata Anies usai Shalat Jumat.

Anies mengatakan dalam diskusi tersebut juga dibicarakan upaya untuk mengedepankan teknologi hijau yang berkelanjutan dan konsep hunian terintegrasi.

"Termasuk soal pendidikan. Jadi tadi pertemuan produktif, insya Allah ada pertemuan selanjutnya," kata Anies.

Moazzam mengatakan peran Jakarta penting untuk merekatkan hubungan Indonesia dengan Inggris. Dia berkomitmen hubungan tersebut dapat terus terjalin dengan baik.

"Saya kira peran Jakarta sangat penting untuk Indonesia. Peran Indonesia sebuah negara yang berpotensi dan Pemerintah Inggris berkomitmen untuk mendukung dan bekerjasama dengan Pak Anies," kata Moazzam.

Dalam pertemuan ini dia banyak bercerita soal pengalaman Inggris dalam bidang industri infrastruktur dan pendidikan dengan melibatkan British Council yang memberikan materi khususnya Bahasa Inggris yang bisa diakses secara gratis oleh semua pihak.

Selain itu juga soal kebudayaan. "Hari ini saya menyampaikan surat dari Wali Kota London untuk mengundang Jakarta ikut 'world city culture forum' yang terdiri atas kota-kota besar dan maju, untuk mempromosikan kapabilitas industri kreatif yang akan menjadi sumber daya saing negara tersebut," katanya.

Selain itu juga ada tawaran keuangan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Inggris bersiap diri bersaing dengan tawaran dari Jepang dan China, khususnya karena ada anggaran tahun depan.

"Jadi kami berkomitmen meningkatkan kapabilitas tawaran kami untuk bersaing dengan tawaran negara lain," kata Moazzam.

Pembiayaan tersebut, kata Moazzam, disalurkan Pemerintah Inggris melalui UK Export Finance, sebuah lembaga yang mendanai kerja sama dengan negara lain. Untuk Indonesia, mereka sudah mengalokasikan anggaran 5 miliar dolar AS. 

'Itu bisa digunakan oleh perusahaan Inggris dan Indonesia, lembaga Indonesia, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Kalau menggunakan UK Export Finance dan Lembaga Inggris atau lembaga di Jakarta seperti Jakpro, untuk memperluas anggaran yang bisa digunakan infrastruktur yang diperlukan untuk rakyat," ujar Moazzam.

Anies melihat hal-hal yang ditawarkan oleh Duta Besar Inggris tersebut merupakan hal yang menarik. Dia akan mengeksplorasi kemungkinan bantuan keuangan tersebut.

"Ini menarik, karena selain disampaikan besarannya, ini soal denominasinya. Jadi denominasinya kita bisa mendapatkan pembiayaan tidak di dalam poundsterling atau euro atau dollar, tapi dalam rupiah. Sehingga tak terganggu dengan volatilitas nilai tukar rupiah. Itu satu aspek baru yang ditawarkan," kata Anies.

Anies juga menyebutkan pihaknya menyambut baik tawaran dari Inggris tersebut, termasuk pada kerja sama dengan perusahaan negeri Ratu Elizabeth itu yang bisa menjadi rekan bagi Indonesia secara umum untuk alih teknologi, transfer pengetahuan dan lain sebagainya.  

Baca juga: UMP DKI diumumkan 1 November 2018
Baca juga: Pemkot Bekasi kurangi pengajuan dana kemitraan ke DKI 2019
Baca juga: DKI targetkan peningkatan jangkauan kesejahteraan pekerja

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018