Jakarta (ANTARA News)  - PKS tidak dapat meraup coat tail effect atau efek ekor jas dari Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden sehingga mencoba dengan mengasosiasikan partai dengan calon wakil presiden Sandiaga Uno, kata seorang petinggi PKS..

"Saya kira kalau untuk coat tail efek dari capres agak berat, kami sudah menimbang itu di internal kami. Upaya yang dilakukan dengan mengasosiasikan misalnya Sandiaga karena dia sudah bukan anggota Partai Gerindra," ujar Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin dalam diskusi Populi Center di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan PKS terus berupaya mengasosiakan diri dengan cawapres nomor urut 02 tersebut dan hasilnya baru diketahui dua bulan ke depan.

Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid yang menyebut Sandiaga sebagai ulama, menurut dia, merupakan salah satu upaya mengasosiasikan diri dengan pengusaha muda itu.

"Salah satu upaya, kan Pak Hidayat bicara ada basis argumentasinya, sebagaimana Pak Sohibul Iman bicara soal santri post-Islamisme," ujar Suhud.

Baca juga: Survei: PDIP-Gerindra nikmati efek ekor jas pencapresan

PKS juga akan membuat dua mesin untuk pilpres dan pileg karena tidak semua kader dan pengurus PKS terlibat atau menjadi tim sukses yang ditugaskan menjadi tim sukses Prabowo-Sandiaga.

Suhud berjanji PKS akan membangun kampanye yang konstruktif dengan menghindari isu-isu yang berpotensi memunculkan konflik.

"Sekarang kita fokus kampanye yang sifatnya ide, bukan lagi kita bermain tataran SARA, fitnah, segala macam, saya kira sudah disetop," ucap dia.

Sementara itu, hasil survei Y-Publika menunjukkan bahwa PDI Perjuangan dan Partai Gerindra menempati posisi pertama dan kedua dipilih masyarakat. Keduanya menikmati efek ekor jas pencalonan Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.

Baca juga: Peneliti: Drama Wagub DKI selesai dengan instruksi Prabowo

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018