Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengajak kepada semua kalangan untuk meningkatkan pemahaman terhadap dasar negara Indonesia agar dapat meneruskan cita-cita para pendiri bangsa.

"Ada NU, Muhammadiyah, Sarekat Islam, dan lain sebagainya. Mereka semua yang datang dari berbagai kalangan bisa bersepakat untuk Indonesia,' ujar Hidayat Nur Wahid saat Sosialisasi Empat Pilar di hadapan warga Srengseng Sawah, Jakarta, Sabtu.

Menurut alumnus Pondok Modern Gontor itu pemahaman terhadap Pancasila perlu disegarkan agar kecintaan pada  dasar negara Indonesia juga terpelihara.

Dalam kesempatan itu, Hidayat Nur Wahid mengulas peran umat Islam dalam proses perjalanan bangsa. Menurut dia umat Islam telah menyelamatkan Indonesia dari perpecahan.

Ia memaparkan Pancasila yang disepakati pada 22 Juni 1945 pada sila pertama berbunyi Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya.

"Pancasila 22 Juni 1945 disepakati oleh semua," ujar politikus PKS asal Klaten, Jawa Tengah itu.

Namun, setelah Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, sore harinya ada yang merasa keberatan dengan bunyi sila pertama itu. Mereka lewat Bung Hatta melakukan lobi ke tokoh umat Islam atas bunyi sila pertama Pancasila 22 Juni 1945 itu.

Menghadapi yang demikian, Hidayat Nur Wahid mengatakan umat Islam dengan sikap lapang dada menerima keberatan dari tokoh Indonesia bagian timur itu hingga sila pertama Pancasila berganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Dari sini menunjukkan bahwa umat Islam lebih mengedepankan persatuan Indonesia. Jadi, umat Islam menyelamatkan Indonesia," tambahnya.

Peran umat Islam pada masa genting juga terjadi ketika Belanda dengan segala upaya ingin menjajah kembali Indonesia. Belanda dengan berbagai cara mencerai-beraikan Indonesia dengan berbagai perjanjian.

Wilayah Indonesia yang luasnya dari Sabang sampai Merauke karena perjanjian yang dilakukan terpecah dalam berbagai negara. Disebut ada Sumatera, Madura, Sulawesi, Pasundan, dan banyak wilayah lainnya.

Melihat hal yang demikian, Hidayat Nur Wahid mengatakan ada tokoh umat Islam yang juga politisi tak rela Indonesia menyimpang dari cita cita pendiri bangsa.

"Cita-cita pendiri bangsa bentuk negara Indonesia adalah NKRI," ujarnya.

Tokoh yang bernama Muhammad Natsir dari Masyumi pada tahun 1950 melakukan lobi kepada politisi parlemen.

"Natsir mengeluarkan mosi integral agar Indonesia kembali ke bentuk NKRI. Pada masa itu bentuk Indonesia RIS akibat perjanjian dengan Belanda," tambahnya.

Natsir mengeluarkan mosi integral karena RIS bukan cita-cita pendiri bangsa. Apa yang diperjuangkan Natsir itu diterima oleh Soekarno, Hatta, politisi parlemen, dan seluruh rakyat Indonesia.

"Berkat Natsir akhirnya pada 17 Agustus 1950 bangsa Indonesia kembali ke NKRI," paparnya.

Dari sejarah tersebut Hidayat Nur Wahid menyebut banyak peran umat Islam untuk Indonesia.

Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018