Karawang (ANTARA  News) - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan pemetaan terkait permasalahan yang ditemukan selama "kukurusukan" atau "blusukan" di sejumlah daerah sekitar Kabupaten Karawang.

"Ada beberapa permasalahan yang menjadi perhatian khusus, yakni masalah kesehatan dan bencana banjir," katanya, dalam konferensi pers di kantor DPD Partai Golkar Karawang, Kamis.

Ia menyatakan, terkait dengan masalah banjir yang terjadi setiap tahun. Ada wilayah langganan, ada juga yang pertama kali sejak 10 tahun terakhir," kata dia.

Solusinya, perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu mengenai tipologi daerah agar penyebab banjir bisa segera diketahui.

Jika banjir disebabkan oleh faktor alam, maka langkah penyelesaiannya pun harus berbasis alami. Dedi Mulyadi mengusulkan rumah panggung sebagai salah satu alternatif solusi penyelesaian masalah banjir.

"Konsepnya rumah panggung. Kalau daerah langgganan banjir, tidak bisa kita punya rumah dari tembok," kata Dedi.

Selain itu, pemerintah juga harus berperan aktif dalam melakukan pencegahan bencana alam yang sering melanda di sebuah wilayah.

Sedangkan terkait masalah banyaknya orang sakit, maka perlu dibangun banyak rumah sakit. Sebab jenis penyakit yang dialami warga yang itu rata-rata tergolong berat dan memerlukan penanganan khusus.

Paling tidak, kata dia, diperlukan empat rumah sakit setara Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

"Pertama, di wilayah Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran dan Banjar. Kedua, di wilayah Indramayu, Cirebon, Majalengka dan Sumedang. Ketiga di wilayah Subang, Purwakarta, Karawang dan Bekasi. Selanjutnya di wilayah Bogor, Depok, Cianjur dan Sukabumi," katanya.

Dengan begitu, maka ke depannya masyarakat tidak perlu mengantre di RSHS Bandung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Pembagian tugas antarrumah sakit mulai dari kabupaten/kota sampai provinsi harus segera ditetapkan.

"Tapi intinya, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi harus sinergis menangani masalah-masalah itu," kata dia.

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018