Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menggencarkan promosi sejumlah destinasi wisata baru guna meningkatkan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah tersebut pada tahun 2018.

Destinasi wisata baru tersebut didominasi wisata alam, Taman Tebing Breksi di Sleman, objek wisata di wilayah perbukitan Mangunan, Bantul, Gunung Api Purba, Nglanggeran, Gunung Kidul, serta Kali Biru di Kulon Progo, serta desa-desa wisata yang tersebar di lima kabupaten/kota, yang pada 2017 lalu memiliki angka kunjungan cukup signifikan.

"Promosi kami gencarkan di berbagai kota baik di dalam negeri maupun mancanegara," kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (Dispar DIY) Aris Riyanta di Yogyakarta, Sabtu.


Aris mengakui hampir setiap tahun muncul destinasi-destinasi wisata baru, baik kuliner maupun alam, di Yogyakarta. Munculnya destinasi baru itu, diharapkan memberikan banyak pilihan bagi wisatawan yang ingin mengunjungi kota gudeg itu.

Menurut Aris, selain melalui berbagai ajang pameran di dalam negeri, promosi destinasi wisata baru antara lain akan diprioritaskan dalam setiap kunjungan ke negara-negara Asia maupun Eropa.

Aris menilai promosi perlu terus diperkuat meski wisatawan yang datang ke Yogyakarta saat ini telah cenderung menginginkan destinasi-destinasi wista baru dibading destinasi yang telah lama populer, seperti Malioboro, Museum Keraton Yogyakarta, Taman Pintar, serta Candi Prambanan.

"Wisatawan yang sudah sering berkunjung ke Yogyakarta biasanya memang menginginkan tujuan wisata baru," kata dia.

Menurut dia, realisasi jumlah kunjungan wisata selama 2017 mencapai 397.000 untuk wisatawan mancanegara dan 4,7 juta untuk wisatawan nusantara dengan pergerakan wisatawan ke destinasi wisata di lima kabupaten/kota mencapai 23,7 juta orang.

Dengan banyaknya destinasi wisata baru itu, Aris meyakini jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara mampu mencapai target kunjungan selama 2018 yang diharapkan naik 10 persen dibandingkan pada 2017.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018