Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya membongkar sindikat penjualan gadis-gadis asal Bandung, Jawa Barat, untuk bisnis prostitusi di wilayah Kota Surabaya, yang ditawarkan melalui media sosial.

"Gadis-gadis yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang ini, beserta para mucikarinya, semuanya berasal dari Bandung," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan dalam jumpa pers di Surabaya, Rabu malam.

Empat orang mucikari telah ditetapkan sebagai tersangka, masing-masing berinisial FQ (24), IR (19), GG (26), dan ANY (23).

Sedangkan para gadis yang dijual untuk bisnis prostitusi oleh empat mucikari ini, seluruhnya berjumlah delapan orang, beberapa di antaranya masih berusia di bawah umur. Polisi menyebut gadis-gadis ini sebagai korban.

Masing-masing korban teridentifikasi berinisial YS (19), FNS (18), Nas (17), RS (16), AN (17), MR (21), SB (19) dan NB (19).

"Para korban ditempatkan di tiga unit apartemen kawasan Manyar, Surabaya. Mucikari kemudian setiap harinya mencarikan pelanggan melalui media sosial, dengan tarif Rp 1 juta per orang sekali kencan," ujar Rudi, menerangkan.

Darif tarif itu, tiap mucikari mengambil keuntungan sebesar 55 persen, sisanya adalah jatah untuk korban.

Menurut Rudi, para mucikari ini mendatangkan gadis-gadis asal Bandung ke Surabaya sejak 1 Februari.

"Tapi sebelumnya para tersangka telah menjalankan bisnis prostitusi di Surabaya sejak bulan September tahun lalu. Hanya saja ketika itu yang mereka perdagangkan adalah perempuan-perempuan lokal asal Surabaya," katanya.

Merasa bisnisnya berjalan lancar, para mucikari asal Bandung ini kemudian mendatangkan gadis-gadis dari daerah asalnya untuk diperdagangkan di Surabaya.

"Kasus ini tidak hanya sekadar perdagangan orang, karena beberapa korban diketahui masih berusia di bawah umur. Hukumannya bisa lebih berat karena beberapa korbannya masih anak-anak," ujarnya, menandaskan.

FQ, salah seorang mucikari yang telah ditetapkan tersangka, berdalih para korban asal Bandung yang dibawanya ke Surabaya sejak awal memang meminta sendiri untuk dicarikan tamu.

"Saya juga tidak tahu kalau beberapa dari mereka masih di bawah umur. Semuanya waktu awal bertemu mengaku sudah berusia 21 tahun," ucapnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018