Legazpi (ANTARA News) - Ribuan orang lari menyelamatkan diri dari sebuah gunung berapi yang meletus di Filipina, kata para pekerja bantuan pada Rabu (24/01), saat turis asing tiba untuk melihat lahar menyala dan awan raksasa keluar dari kawahnya.

Lebih dari 56.000 warga tinggal di sejumlah sekolah dan bangunan lainnya yang menjadi tempat penampungan, dua pekan setelah gunung berapi Mayon mulai menunjukkan tanda-tanda akan meletus.

Para ahli vulkanologi pada Senin (24/01) memperingatkan adanya letusan berbahaya dalam beberapa hari dan zona bahaya diperluas dari enam kilometer dari kawah tersebut menjadi sembilan kilometer, memaksa para pejabat setempat untuk melakukan evakuasi lebih lanjut saat hujan turun.

Di tempat penampungan, orang-orang tidur di lantai dan masing-masing berbagi satu toilet dengan 49 orang lainnya, ujar Palang Merah Filipina.

"Jumlah mereka membengkak setelah zona bahaya diperluas," kata Rose Rivero, administrator Palang Merah untuk wilayah tersebut, kepada AFP.

"Bila kita kembali ke sejarah letusan (Mayon), diperlukan waktu tiga sampai empat bulan sebelum kita bisa memulangkan mereka kembali ke rumah mereka," kata Rivero.

Letusan tersebut juga menarik minat turis Amerika, Eropa dan Korea Selatan yang penasaran, kata pelaku bisnis hotel setempat, AFP.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018