Kirain di dalam ambil uang, lalu saya dengar suara tembakan
Jakarta (ANTARA News) - Supir Go-Jek yang mengantar tersangka dokter Ryan Helmi ke Azzahra Medical Center Cawang, tempat  dia menembak istrinya dokter Letty Sultri hingga tewas menceritakan lagi kejadian nahas itu. 

Rahmadsah Nasution (51) mendapat order untuk mengantar Helmi dari Pondok Ungu, Bekasi ke klinik tempat Letty praktik di Azzahra Medical Centre Cawang, Jakarta Timur, Kamis (9/11). 

Tiba di lokasi, Rahmad menunggu selama sekitar 10 menit. Ia menyangka Helmi masuk ke klinik untuk mengambil uang demi membayar ongkos Go-jek sebesar Rp58.000. 

“Kirain di dalam ambil uang, lalu saya dengar suara tembakan,” kata Rahmad di sela rekonstruksi di Azzahra Medical Centre, Kamis. 

Dia bisa melihat Helmi menembak karena pintu klinik terbuka, meski dia tidak bisa melihat si korban. 

Setelah menembak, Helmi mendatangi Rahmad dan meminta diantarkan ke Polda Metro Jaya. Meski tidak masuk dalam pesanan Go-jek, tanpa banyak bertanya Rahmad langsung mengantarkan Helmi menyerahkan diri kepada polisi. Apalagi ia tahu Helmi sedang membawa pistol. 

“Pistolnya dimasukkan ke dalam tas hitam,” kata Rahmad yang mengaku pasrah atas nasibnya saat itu. 

Dia tidak sempat memikirkan bahwa perjalanannya mengantar Helmi dari Cawang ke Polda tidak dibayar sama sekali. Rahmad menganggapnya sebagai bentuk pertolongan untuk membantu orang yang ingin menyerahkan diri setelah melakukan tindak kriminal. 

Tiba di polda, tersangka meminta diantar ke dalam namun supir Go-jek menolak dan menurunkannya di depan Polda. 

“Habis mengantar saya langsung cerita ke rekan-rekan,” katanya. 

Hingga saat ini, pihak manajemen Go-jek sama sekali tidak menghubunginya. Rahmad ikut berkoordinasi dengan polisi saat prarekonstruksi dan rekonstruksi sehingga dia tidak mengantar penumpang selama proses berlangsung. 

“Saya siap saja kalau dipanggil-panggil,” imbuh dia. 

Helmi menembak mati Letty di Azzahra Medical Center Cawang Jakarta Timur pada Kamis (9/11) pukul 14.30 WIB.

Polisi menemukan dua pucuk senjata api jenis revolver rakitan dan FN yang dibeli Helmi seharga Rp45 juta dari seseorang, serta satu proyektil peluru padahal Helmi melepaskan enam kali tembakan saat menembak Letty.

Polisi menduga Helmi menembak mati istrinya karena ada masalah rumah tangga dan tidak mau bercerai.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017