... tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam saja, tetapi juga harus didukung oleh sumber daya lain...
Pontianak (ANTARA News) - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) yang juga gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, beharap dengan penyelenggaraan Kongres Dayak Internasional I bisa dijadikan ajang dalam mempromosikan berbagai produk kerajinan Kalbar.

"Saya berharap dengan pameran ini kita bisa menjual produk-produk kerajinan dari masyarakat Kalbar kepada para tamu Kongres Dayak Internasional," kata Cornelis, di Pontianak, Senin.

Selain itu, menurut dia, untuk menghidupkan bangsa ini tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan alam saja. Namun ke depan bangsa ini sangat memerlukan manusia-manusia cerdas, pintar dan berkualitas agar tidak menjadi beban negara.

"Kita tidak cukup hanya mengandalkan sumber daya alam saja, tetapi juga harus didukung oleh sumber daya lain, seperti objek pariwisata yang harus terus dipromosikan dalam mendongkrak ekonomi masyarakat," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga meminta semua masyarakat dalam memajukan dan membangun Kalimantan Barat agar dilakukan secara bersama-sama, tanpa memandang suku dan agama.

"Di suku Dayak sendiri saat ini masyarakatnya telah menganut berbagai agama, ada yang Katolik, Islam, Kristen, Hindu, Budha bahkan ada yang beragama Kong Hu Cu. Perbadan itu seharusnya justru jadikan modal dalam membangun bangsa," katanya.

Cornelis menegaskan bahwa selama ini Dayak sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia karena juga telah berkontribusi dalam kemerdekaan serta mengisi pembangunan Indonesia.

"Dayak tidak ingin menjadi beban dari negara ini, namun kita juga ingin berkontribusi bagi pembangunan," kata Cornelis.

Sebelumnya, Sekretaris Kongres Dayak Internasional, Gusti Hardiansyah, mengatakan, dari hasil kegiatan itu pihaknya akan menyampaikan berbagai konsep yang ada ke seluruh dunia.

"Terutama mengenai konsep bagaimana suku Dayak menjaga hutan, peran Dayak dalam sosial, ekonomi dan politik," katanya.

Pewarta: Andilala
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017