Kalau TNI AD dilibatkan, ikut saja. Teroris di mana? Di hutan boleh."
Jakarta) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono mengatakan bahwa pihaknya mewaspadai dampak dari konflik militan terkait ISIS dan militer Filipina di Marawi, Filipina, agar tidak mengganggu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita waspada, harus siap siaga. Terlebih masuknya jaringan teror melalui celah-celah wilayah perbatasan NKRI," ujarnya di Markas Besar TNI AD (Mabesad) di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa.

Mulyono tidak menjelaskan berapa pasukan yang disiagakan di wilayah perbatasan NKRI.

Namun, menurut dia, tidak dapat dipungkiri bahwa aksi teroris muncul kapan saja dan di mana saja.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa TNI siap ikut mencegah munculnya jaringan kelompok teror baru.

"Kita harus waspada. Kita harus siap siaga. Semua jaringan deteksi dini. Cegah dini kita siapkan di seluruh wilayah NKRI. Antisipasi itu di manapun kita berada, karena kita tahu teroris akan muncul. Semua jajaran AD harus waspada dan siap siaga untuk deteksi dini," ujarnya.

Berkaitan dengan peran TNI dalam penanggulangan terorisme, Mulyono menilai, prajurit TNI AD siap digerakkan.

"Kalau TNI AD dilibatkan, ikut saja. Teroris di mana? Di hutan boleh. Tentara kan kalau di hutan makan saja. Tentara kalau di hutan itu seger kaya hari Raya Idul Fitri," katanya menambahkan.

Sementara itu, militer dan aparat kepolisian Filipina baku tembak dengan sekelompok orang terkait ISIS di wilayah Marawi, Filipina.

Bentrokan terjadi pada Selasa (23/5) waktu setempat, saat tentara Filipina melakukan penggerebekan terhadap kelompok militan Maute yang mengaitkan diri dengan kelompok radikal ISIS.

Militan Maute yang menguasai Kota Marawi dilaporkan berhasil mengambil alih sejumlah gedung dan membakar sekolah, gereja, juga fasilitas penahanan setempat. Militer Filipina masih berupaya membebaskan kota tersebut dari kepungan Maute.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017