Jakarta (ANTARA News) - Joy begitu bahagia menekan satu-satunya tombol yang ada di depannya dan membuat Riley tergelak.

"Hanya aku dan Riley," pikir Joy kala itu.

Tapi tidak. Sadness datang menemani Joy dan membuat Riley menangis.

Grup semakin besar dengan kehadiran Disgust, Fear dan Anger dan mereka bergantian membuat Riley merasa takut, jijik dan marah.

Joy, Fear, Sadness, Anger dan Disgust hidup di kepala Riley dan mereka bergantian berusaha membuat Riley selalu senang dalam film animasi "Inside Out."

Sutradara Pete Docter dan Ronnie del Carmen menghabiskan lima tahun untuk membuat film berdurasi 94 menit produksi Pixar Animation Studios dan Walt Disney Pictures itu.

Mereka berkonsultasi dengan para ilmuwan agar dapat memahami cara kerja pikiran.

"Membantu kami untuk memahami cerita ini," kata del Carmen saat bertandang ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Riset menjadi bagian yang penting dalam membangun dunia dalam cerita mereka.


Kerja otak

Del Carmen dan Docter, yang juga terlibat dalam pembuatan animasi "Up", berusaha menceritakan bagaimana kepala merekam peristiwa yang dilihat dengan mata lalu mengirimnya ke bagian belakang kepala untuk disimpan.

Kenangan yang disimpan di bank memori bertambah banyak seiring dengan pertambahan usia, sebagian tetap berjajar memenuhi rak-rak yang ada, kenangan lainnya dipindah ke tempat pembuangan.

Mereka juga menampilkan cara kerja pikiran yang menjadi kompleks seiring dengan pertambahan usia dengan meja konsol pengatur pikiran.

Semakin Riley tumbuh, semakin besar meja dan semakin banyak tombol untuk mengatur pikiran.

Kerumitan cara berpikir orang dewasa dan anak-anak pun dihadirkan dalam meja konsol dan emosi di masing-masing karakter dalam film.

Lima emosi Riley misalnya, kerap berlarian di markas utama untuk menggambarkan dunia anak-anak.

Sementara emosi ibu Riley, duduk tenang di belakang meja konsol sambil berdiskusi apa yang harus dilakukan.

Dari sekian banyak emosi yang ada, Docter hanya mengambil lima emosi utama manusia di "Inside Out".

Pengisi suara karakter-karakter yang mewakili kelima emosi utama itu meliputi Amy Poehler (Joy), Phyllis Smith (Sadness), Bill Hader (Fear), Lewis Black (Anger), dan Mindy Kaling (Disgust).

Sementara Kaitlyn Dias mengisi suara Riley dan Diane Lane menjadi Ibu Riley dalam film animasi yang akan mulai tayang di bioskop Indonesia pada 19 Agustus itu.


Pengalaman pribadi


Docter mengatakan ia mendapat inspirasi membuat cerita transisi dari anak-anak ke remaja dalam bentuk animasi dari pengalaman anaknya.

Salah satu anak Docter yang beranjak remaja berubah dari yang tadinya ceria menjadi lebih murung.

"Film ini sebagai metafora tumbuh besar. Bagi saya, ketika anak beranjak remaja, mereka berusaha menyesuaikan diri dengan pandangan orang lain terhadapnya," kata Docter.

Transisi Riley dari masa kanak-kanak ke remaja dilihat dari kacamata orang tua dalam film itu menurut del Carmen agak menyedihkan.

"Sulit juga bagi kami para orangtua melihat anak yang ceria berubah," kata dia.



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015