Oleh karena itu, mulai hari ini kalian harus menjadi duta-duta persatuan dalam kemajemukan serta kerukunan dan kemajemukan
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan 68 anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang mewakili 34 provinsi, di Istana Negara Jakarta Kamis siang.

Para anggota paskibraka tersebut akan menjadi pengibar bendera pusaka pada upacara HUT Ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesi di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2014 pagi dan juga pasukan yang menurunkan bendera pada sore harinya.

Pengukuhan tersebut dilakukan dengan mengucapkan ikrar paskibra dengan menyentuh bendera Merah Putih.

Presiden Yudhoyono dalam kesempatan itu, menyampaikan dua pesan dan harapan kepada para anggota paskibraka.

Ia mengharapkan paskibraka menjadi duta-duta kerukunan dan persatuan Indonesia.

Paskibraka merupakan pencerminan dari bangsa Indonesia yang memiliki ragam budaya, bahasa, etnis, dan agama. Untuk itu, Presiden meminta agar mereka menjadi ujung tombak membangun kerukunan dan persatuan bangsa dan negara.

"Oleh karena itu, mulai hari ini kalian harus menjadi duta-duta persatuan dalam kemajemukan serta kerukunan dan kemajemukan," kata Presiden.

Presiden Yudhoyono juga berpesan agar paskibraka sebagai orang yang terpilih, harus berpikir besar, bercita-cita besar, dan berkarya besar agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Presiden berharap, para paskibraka teguh pendirian, kuat mental, terus berusaha, pantang menyerah, dan berdoa untuk mewujudkan cita-citanya.

Dalam upacara pengukuhan tersebut, sempat terjadi insiden ketika salah seorang anggota paskibraka tiba-tiba hilang keseimbangan dan harus dibopong keluar oleh temannya saat Presiden menyampaikan pesannya.

Upacara pengukuhan tersebut, selain dihadiri Presiden Yudhoyono beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono, tampak pula Wakil Presiden Boediono dan istrinya Herawati Boediono, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Ekonomi Chairul Tanjung, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman. 

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014