Kalau memang mau berlaku, maka harus mengubah paradigma, salah satunya regulasinya harus memperlihatkan dampak insentif dan disinsentif,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan apabila Indonesia serius ingin menerapkan ekonomi hijau, industri dan infrastruktur ramah lingkungan maka diperlukan sebuah regulasi yang jelas memperlihatkan dampak insentif dan disinsentif yang ditimbulkan.

"Kalau memang mau berlaku, maka harus mengubah paradigma, salah satunya regulasinya harus memperlihatkan dampak insentif dan disinsentif," kata Hidayat seusai menghadiri pembukaan Indonesia "Green Infrastructure Summit 2014" di Jakarta, Selasa.

Kemudian, lanjut Hidayat, regulasi tersebut juga harus memuat aturan-aturan dengan berbagai poin peninjauan. Meski demikian, Hidayat menyatakan bahwa meskipun regulasi itu sudah jelas terkadang masih sulit untuk diterapkan. "Kerap ada bentrok, tumpang tindih," katanya.

Oleh karena itu, Hidayat kembali menekankan pentingnya mencantumkan secara jelas dampak insentif dan disinsentif di dalam sebuah regulasi, khususnya terkait penerapan ekonomi hijau, industri dan infrastruktur ramah lingkungan.

Selain itu, Hidayat menyatakan ada juga kemungkinan pembangunan ramah lingkungan berbenturan dengan biaya yang mahal. "Banyak juga teknologinya yang tidak murah," katanya.

Dia memberikan contoh apabila industri mobil, dipaksakan menerapkan mesin "hybrid" dengan mengadopsi teknologi Jepang, maka harga jualnya akan membengkak hingga 45 persen.

Penggunaan mesin "hybrid" tersebut demi memenuhi syarat perubahan spesifikasi industri dalam kerangka ramah lingkungan, yakni rendah emisi karbon.

Tampak hadir dalam acara peresmian tersebut Wakil Presiden Boediono dan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto.

Wapres Boediono mengatakan pemerintah mendatang diharapkan "habis-habisan" membangun infrastruktur mengingat sampai saat ini masih saja menjadi kendala untuk meningkatkan perekonomian nasional di sampung sebagai sarana pemerataan kesejahteraan, demikian dalam kata sambutannya. (*)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014